CIREBON,LENTERAJABAR.COM,-Sektor pariwisata merupakan potensi yang menjanjikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) untuk itu berbagai upaya dilakukan.
Menyikapi hal tersebut Eksekutif dan Legislatif Kota Cirebon, terus kembangkan sinergitas dan membuka terobosan-terobosan baru dalam rangka merancang agenda wisata untuk menarik kunjungan wisatawan.
Salah satu kolaborasi itu dengan mengelar acara Cirebon Creative Fashion Carnival di depan kawasan BAT Kota Cirebon, Minggu (3/3/2019).
Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati menjelaskan, jika agenda wisata di Kota Cirebon tidak hanya berhenti di Cirebon X-pose dan Cirebon Creative Fashion Carnival semata, tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Eti,seperti kita tahu, kegiatan selama dua hari ini merupakan rangkaian dari Cirebon Festival (Cifest),terangnya.
Sebelumnya telah digelar Cirebon Travel Mart serta launching Cirebon Tourism on Bus (Citros).Dalam waktu dekat akan segera digelar festival topeng Cirebon serta kegiatan-kegiatan wisata lainnya.
"Agenda wisata kita bisa dilihat di aplikasi Cirebon Wistakon," ungkap Eti.
Seperti diketahui, Aplikasi Wistakon merupakan kepanjangan dari Wisata Kota Cirebon. Aplikasi tersebut berisi sejumlah obyek wisata, hotel serta kuliner yang ada di Kota Cirebon. Selain itu, sejumlah gelaran budaya dan kegiatan lainnya juga akan ditayangkan di aplikasi tersebut.
Ditambahkan Eti, sektor wisata di Kota Cirebon juga memang membutuhkan berbagai pembenahan.
"Tidak hanya melakukan kegiatan, tapi juga pembenahan kota. Termasuk sektor kebersihan," ujar Eti.
Karena itu, saat ini Pemda Kota Cirebon tak berhenti hanya melaksanakan kegiatan untuk menarik kunjungan wisatawan semata, namun juga terus melakukan pembenahan dan pembersihan kota. Tujuannya tidak lain agar wisatawan betah berada di Kota Cirebon dalam jangka waktu yang cukup lama.
"Tentunya dibutuhkan bantuan dari seluruh stakeholders terkait. Termasuk kepedulian masyarakat," harap Eti.
Sementara itu menyinggung tagline city branding Kota Cirebon 'The Gate of Secret', menurut Eti sudah merupakan kesepakatan bersama, bahkan sudah dituangkan dalam SK Wali Kota Cirebon.
Dibalik tarian, budaya, bangunan hingga kulinernya memiliki makna filosofi yang sangat dalam.
"Contoh saja, pintu sebelum kita masuk ke masjid Agung Kasepuhan itu pendek," kata Eti.
Otomatis, sebelum masuk kita harus menunduk untuk bisa masuk. Maknanya tidak lain, agar manusia tidak boleh sombong baik diantara sesama manusia terlebih di hadapan Sang Pencipta.
"Masih banyak lagi filosofi lainnya, ini yang akan kita 'jual' untuk bisa dinikmati wisatawan," pungkas Eti.
Ditempat yang sama Ketua DPRD Kota Cirebon, Edi Suripno mengakui, jika pihaknya akan mendukung setiap langkah yang dilakukan Pemda untuk bisa menarik kunjungan wisatawan ke Kota Cirebon.
Ditambahkanya sehingga target 2 juta wisatawan bisa tercapai,tuturnya seraya mengatakan termasuk jika ada konsekuensi anggaran dari pelaksanaannya, maka pihaknya siap untuk mendukung.
Menurutnya karena kepariwisataan ini tidak boleh nanggung. Ini jualan utama kita 5 tahun ke depan,imbuh Edi.
Kota Cirebon diharapkan bisa sama dengan kota-kota lainnya di Indonesia yang memiliki pendapatan besar dari pariwisata, seperti Bali, Kota Bandung hingga Yogyakarta.
"Pariwisata yang maju akan mendorong tingkat kesejahteraan rakyat," pungkas Edi.(Dik/Red)
