BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,-Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyiapkan layanan darurat selama mausim mudik tahun ini. Salah satunya menyiapkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dengan nomor telepon 119.
“Bila pemudik mengalami kecelakaan atau bersifat darurat terkait pelayanan kesehatan dapat menghubungi Public Safety Center Bandung melalui nomor 119.
Nomor ini memberi pelayanan 24 jam untuk memudahkan kasus layanan kegawatdaruratan dan mempercepat respon untuk penanganan korban,” ujar Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kota Bandung, Girindra Wardhana dalam Bandung Menjawab di Taman Sejarah, Kamis (23/5/2019).
Nomor ini memberi pelayanan 24 jam untuk memudahkan kasus layanan kegawatdaruratan dan mempercepat respon untuk penanganan korban,” ujar Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kota Bandung, Girindra Wardhana dalam Bandung Menjawab di Taman Sejarah, Kamis (23/5/2019).
Di kota Bandung ada 8 Puskesmas yang buka selama 24 jam untuk melayani kasus gawat darurat medis. Di antaranya: Puskesmas Sukarasa, Puter, Garuda, Kopo, Pagarsih, Padasuka, Ibrahim Ajie, dan Puskesmas Cipamokolan.
Jumlah puskesmas yang buka 24 jam tersebut merupakan bagian dari total 80 puskesmas di Kota Bandung yang siap melayani kasus kegawatdaruratan medis. Ada juga 36 Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan.
Selain tersedia di puskesmas dan rumah sakit, pelayanan kesehatan juga tersedia di posko kesehatan yang ada di Terminal Bis Leuwipanjang dan Cicaheum. Selain itu, ada juga Posko Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Bandara Husein Sastranegara, 1 posko di PT. Kereta Api Indonesia dan 4 Pos PMI di sepanjang jalur mudik.
“Semua posko tersebut menjadi bagian pelayanan kesehatan yang dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan. Beroperasi mulai H-7 sampai H+7 Lebaran (29 Mei 2019 sampai 12 Juni 2019),” papar Girindra.
Selain itu, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan mudik, Dinas Kesehatan juga akan melakukan inspeksi kesehatan lingkungan terhadap pengolahan makanan di sekitar terminal bis.
“Ini hal ini untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada pemudik akibat makanan yang tidak layak dikonsumsi,” ujar Girindra.
Keselamatan berkendara juga tergantung salah satunya kepada kondisi kesehatan pengemudi. Oleh karenanya, Girindra mengimbau agar pengemudi yang membawa pemudik nanti harus dalam keadaan yang fit.
“Jangan mengemudi dalam keadaan tidak enak badan,” ujarnya.
Dinkes Kota Bandung juga akan memeriksa kesehatan pengemudi. Para pengemudi ini diharapkan mampu menjaga diri dari risiko kesehatan agar dapat mengantarkan para pemudik dengan selamat.
Kepada masyarakat Kota Bandung, Girindra berpesan agar menyiapkan fisik yang sehat dan prima sebelum melakukan perjalanan mudik dan senantiasa beristirahat di tiap 4 jam perjalanan.
“Selain itu, dianjurkan juga untuk tidak meminum obat yang menyebabkan kantuk, jangan mengonsumsi makanan atau minuman dari orang tidak anda kenal, gunakan masker atau pelindung debu dari polusi, serta jaga selalu kebersihan dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum makan dan minum,” pungkas Girindra.(Ari/Rel)