BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,-Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat paham betul bahwa keluarga adalah lembaga terpenting dalam membangun bangsa. Sebab, keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak bangsa dan kehidupan bernegara.Sebagai apresiasi terhadap hal itu setiap tanggal 29 Juli di peringatan sebagai hari keluarga.
pada tanggal 20 Juli 2019 ini,peringatan Hari Keluarga Nasional(Harganas) menapaki yang ke-26.Kegiatan nasional dipusatkan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan tersebut diharapkan menjadi salah satu momentum bagi masyarakat kembali mengutamakan keluarga dalam kehidupan sehari- hari.
Dalam rangka peringatan Harganas itu Pemdaprov Jabar pada kegiatan Jabar Punya Informasi (Japri) soal ketahanan keluarga bertempat di lobby Museum Gedung Sate parkit Timur jalan Diponegoro no 22 kota Bandung,Kamis(4/7/2019)
mengangkat Tema : Harganas XXVI Tahun 2019 - pemberdayaan ketahanan dan kesejahteraan Keluarga Jawa Barat.Menghadirkan narasumber:Atalia Praratya Ketua TP. PKK Provinsi Jawa Barat strategi TP PKK Provinsi Jawa Barat dalam pemberdayaan keluarga di Jawa Barat
Ka. DP3AKB di wakili Kepala Bidang Pemenuhan Hak anak,Inge Wahyuni "Program dan Kegiatan Unggulan pembangunan pemberdayaan Keluarga di Jawa Barat".Kadinkes Jabar,Berli Hamdani Gelung Sakti dengan tema Upaya peningkatan Kesehatan Keluarga di Jawa Barat
Ketua TP. PKK Jabar Atalia Praratya mengatakan, salah satu hal yang tengah digalakkan Jabar untuk mendekatkan masyarakat pada kehidupan berkeluarga adalah melalui program 18-21.
Menurutnya lewat program ini diharapkan pada pukul 18 hingga pukul 21 pada malam hari, masing-masing anggota keluarga tidak ada yang memegang gadget dan tidak ada yang menonton televisi,tutur bu Cinta sapaan akrab Atalia.
lebih lanjut dikatakannya hal tersebut,dirancang sebagai momen untuk merekatkan kembali keakraban antar-anggota keluarga yang tidak selalu punya kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama. Padahal, waktu berkualitas dengan keluarga adalah salah satu faktor penting dalam membangun ketahanan keluarga.
"Dengan demikian keluarga bisa memberikan kualitas terbaik untuk ngobrol, makan bersama, ngaji bersama, belajar bersama dan sebagainya. Harapannya seluruh warga Jabar mudah-mudahan bisa mengembalikan kualitas keluarganya," tutur Atalia.
Ditambahkannya selain melalui program 18-21, beberapa upaya yang tengah dilakukan Jabar untuk merancang keluarga yang berkualitas, Atalia mengatakan, adalah melalui program perencanaan keluarga yang telah dirancang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Salah satunya yang ditekankan adalah kalkulasi matang usia perkawinan dan jarak melahirkan antaranak.
"Penting sekali menggelorakan cinta yang terencana ini agar masyarakat betul-betul paham bagaimana merencanakan punya anak dengan jarak yang tidak terlalu dekat, di usia yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, juga tidak terlalu banyak (anak). Ini akan membuat perencanaan masa depan lebih baik,"tuturnya.
Hal-hal tersebut,harus diwujudkan demi memenuhi hak-hak anak untuk melangsungkan hidup yang berkualitas, di antaranya hak untuk hidup, hak tumbuh kembang, mendapatkan perlindungan, dan berpartisipasi pada kehidupan sosial. "Sehingga anak bisa tumbuh lebih kuat untuk menghadapi tantangan hidup,"pungkasnya.(Ari/Red)