BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,- Dalam upaya memberikan edukasi serat pemahan kepada generasi muda khusunya para pelajar,tentang disiplin berlalu lintas di jalan raya .
Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polisi Daerah (Polda) Jawa Barat (Jabar) menggelar acara "Evaluasi Diseminasi Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Pelajaran PPKN Bersama Kadisdik Kota/Kabupaten Se-Jawa Barat", di Aula Bapenda Jabar, Jln. Soekarno Hatta No. 528, Kota Bandung, Selasa (20/8/2019).
Kegiatan ini bertujuan mengimplementasikan pembelajaran mengenai tertib lalu lintas di berbagai jenjang pendidikan. Pembelajaran tersebut diharapkan bisa menjadi upaya preventif dari sekolah dan polisi lalu lintas (polantas) dalam mengurangi kecelakaan terhadap peserta didik.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas (PSMA), Yesa Sarwedi mengatakan, pelajaran pendidikan lalu lintas adalah untuk memfasilitasi upaya pembentukan karakter guna memahami nilai positif tentang pentingnya arti etika dan budaya tertib berlalu lintas.
"Dinas pendidikan akan melibatkan guru-guru PPKN agar bisa mengimplementasikan kurikulum PPKN berkenaan dengan tertib lalu lintas. Kami juga perlu berkoordinasi dengan polisi lalu lintas dalam pelaksanaannya. Dimulai dari ketaatan, kepatuhan, dan disiplin terhadap lalu lintas sebagai perwujudan Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan," tutur Yesa.
Pada kesempatan tersebut, Ditlantas Polda Jabar, M. Aris menyatakan, etika berlalu lintas belum ada yang mengajarkan. Oleh karena itu, polantas dan dinas pendidikan berperan penting menanamkan nilai-nilai pendidikan berlalu lintas kepada siswa. "Apalagi yang mengalami kecelakaan lalu lintas itu kebanyakan peserta didik. Maka dari itu, diperlukan pengarahan agar dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas," ujarnya.
Menurut Aris, aspek keamanan dan keselamatan harus menjadi perhatian dalam upaya mewujudkan budaya tertib lalu lintas, terutama di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Fakta menunjukkan bahwa anak usia sekolah dasar dan menengah menjadi korban terbesar dalam kecelakaan lalu lintas.
"Maka, kegiatan diseminasi pengintegrasian pendidikan lalu lintas dapat menjadi solusi untuk menanamkan karakter etika berlalu lintas sebagai sebuah nilai budaya bangsa. Keamanan dan keselamatan dalam berlalu lintas sangat penting diperhatikan," tegasnya.
Melalui pendidikan formal, tambahnya, bisa diterapkan budaya tertib lalu lintas. Karena, sekolah merupakan lembaga formal. Selain itu, tidak membebani anggaran pemerintah dan dapat dilaksanakan secara sistematis serta berkesinambungan demi generasi muda yang kelak menjadi harapan bangsa.(Ari/Rel)
Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polisi Daerah (Polda) Jawa Barat (Jabar) menggelar acara "Evaluasi Diseminasi Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Pelajaran PPKN Bersama Kadisdik Kota/Kabupaten Se-Jawa Barat", di Aula Bapenda Jabar, Jln. Soekarno Hatta No. 528, Kota Bandung, Selasa (20/8/2019).
Kegiatan ini bertujuan mengimplementasikan pembelajaran mengenai tertib lalu lintas di berbagai jenjang pendidikan. Pembelajaran tersebut diharapkan bisa menjadi upaya preventif dari sekolah dan polisi lalu lintas (polantas) dalam mengurangi kecelakaan terhadap peserta didik.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas (PSMA), Yesa Sarwedi mengatakan, pelajaran pendidikan lalu lintas adalah untuk memfasilitasi upaya pembentukan karakter guna memahami nilai positif tentang pentingnya arti etika dan budaya tertib berlalu lintas.
"Dinas pendidikan akan melibatkan guru-guru PPKN agar bisa mengimplementasikan kurikulum PPKN berkenaan dengan tertib lalu lintas. Kami juga perlu berkoordinasi dengan polisi lalu lintas dalam pelaksanaannya. Dimulai dari ketaatan, kepatuhan, dan disiplin terhadap lalu lintas sebagai perwujudan Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan," tutur Yesa.
Pada kesempatan tersebut, Ditlantas Polda Jabar, M. Aris menyatakan, etika berlalu lintas belum ada yang mengajarkan. Oleh karena itu, polantas dan dinas pendidikan berperan penting menanamkan nilai-nilai pendidikan berlalu lintas kepada siswa. "Apalagi yang mengalami kecelakaan lalu lintas itu kebanyakan peserta didik. Maka dari itu, diperlukan pengarahan agar dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas," ujarnya.
Menurut Aris, aspek keamanan dan keselamatan harus menjadi perhatian dalam upaya mewujudkan budaya tertib lalu lintas, terutama di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Fakta menunjukkan bahwa anak usia sekolah dasar dan menengah menjadi korban terbesar dalam kecelakaan lalu lintas.
"Maka, kegiatan diseminasi pengintegrasian pendidikan lalu lintas dapat menjadi solusi untuk menanamkan karakter etika berlalu lintas sebagai sebuah nilai budaya bangsa. Keamanan dan keselamatan dalam berlalu lintas sangat penting diperhatikan," tegasnya.
Melalui pendidikan formal, tambahnya, bisa diterapkan budaya tertib lalu lintas. Karena, sekolah merupakan lembaga formal. Selain itu, tidak membebani anggaran pemerintah dan dapat dilaksanakan secara sistematis serta berkesinambungan demi generasi muda yang kelak menjadi harapan bangsa.(Ari/Rel)