BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,- Ada banyak cara untuk mengekspresikan rasa cinta kepada kota kelahiran. Komunitas Fotografer Amatir Bandung (Kofaba) melakukannya dengan memotret berbagai sisi kehidupan Kota Bandung.
Sebanyak 132 koleksi foto hasil karya 32 fotografer Kofaba dipamerkan di Atrium Braga City Walk, 25-29 September 2019 dalam gelaran Bandung in Frame. Sebanyak 80 foto hadir menunjukkan kecantikan kota.
Ada yang mengekspresikan lewat bangunan bersejarah, aktivitas masyarakat, hingga kecantikan mojang-mojang Bandung yang terkenal seantero Nusantara.
“Kita ingin memperlihatkan sisi-sisi kehidupan di Kota Bandung. Ini kita lakukan dalam rangka memperingati HUT ke-209 Kota Bandung,” ungkap Ketua Kofaba, Edy Herwansyah di sela-sela acara.
Selebihnya, Kofaba ingin menunjukkan sisi lain dari persoalan kota yang paling krusial, yaitu sampah. Para fotografer mengabadikan aktivitas para pemulung dan petugas sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. Foto dengan tema “Sampah” disimpan di etalase depan tempat pengunjung Braga City Walk berlalu lalang.
Edy mengatakan, perlu ada yang menyadarkan masyarakat bahwa kota ini memerlukan perhatian soal lingkungan.
“Kita ingin membangun kepedulian masyarakat. Banyak masalah yang kita tidak perhatikan, salah satunya masalah sampah. Kita ingin mengingatkan, Bandung sudah 209 tahun loh. Masa kita tidak membangun kepedulian pada persoalan sampah,” ujarnya.
Kota Bandung memang bisa saja menghadapi ancaman persoalan lingkungan. Setiap hari, Kota Bandung memproduksi 1500 ton sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti. Namun lokasi tersebut sudah tak mampu lagi menampung sampah, setidaknya sampai dua tahun ke depan. Selain itu, biaya pengangkutan sampah juga menelan banyak biaya, sampai hampir Rp170 miliar.
Persoalan sampah seolah menjadi bom waktu. Oleh karena itu, perlu kesadaran dan dukungan dari masyarakat untuk bersama-sama mengantisipasi masalah ini. Jangan sampai kejadian Bandung Lautan Sampah terulang kembali.
“Bandung ini dikenal sebagai kota yang indah, tapi banyak yang tidak tahu bahwa kota Bandung ini menghasilkan sesuatu yang membuat tidak indah di tempat yang lain. Itu yang kami angkat untuk menggugah masyarakat persoalan ini juga harus menjadi perhatian kita semua,” ujarnya.
“Kita harus bangun bersama. Kita tidak hanya bergantung pada pemerintah tapi masyarakat bahwa kota ini indah, tapi juga ada sisi lain yang tidak indah karena ketidakpedulian kita terhadap lingkungan,” imbuhnya.
Acara Bandung in Frame dipungkas dengan penampilan peragaan busana hasil karya Welldone Gallery dan Ottoman Hijab. Turut hadir dalam pergelaran tersebut Pimpinan DPRD Provinsi Jawa Barat, Ineu Purwadewi Sundari.(Rel/Ari)