BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,-Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat akan menggelar West Java Festival 2019, (WJFest-2019), sebuah pesta rakyat yang digelar setiap tahun bertempat di Gedung Sate. Tahun ini, WJFest 2019 akan digelar pada Jumat, Sabtu, Minggu (17-19/9/2019).
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dedi Taufik dalam siaran persnya yang diterima, Minggu (22/9/2019) menjelaskan,
WJFest-2019, transformasi dari De-Syukron dari tahun ke 1 sampai dengan tahun ke 7 (2017), kemudian pada tahun 2018 bertransformasi menjadi GS-Fest.
"Pelaksanaan kegiatan pada Masa De Syukron 1 sampai dengan ke 7 Pendekatan Tema lebih ke pertanggungjawaban publik penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan," tambahnya.
Sedangkan Transformasi pertama pada GS-Fest, kelas Dedi, karena penyelenggaraan di lakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, maka pendekatan tema festival memperhatikan strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dengan mengangkat *Ragam Budaya* sebagai daya tarik promosi pariwisata.
Selain itu lanjut dia, memperhatikan perkembangan Pasar Pariwisata dalam era revolusi industri 4.0 dan perkembangan segmentasi pasar pariwisata jawa barat yg lebih diminati oleh kaum Milenial sebesar 49 persen.
"Maka mulai tahun 2019 dan selanjutnya kegiatan bertransformasi kembali menjadi "West Java Festival" atau akronim WJFest-2019 yang akan dilaksanakan pada tanggal 18 sampai dengan 20 Oktober 2019, bertempat di Gedung Sate," jelasnya lagi
Tema WJFest-2019, kata. Dedi adalah "To Honour Cultural Diversity". Tema ini dipilih Pemprov Jabar sebagai bentuk tindak lanjut dari Moto BHINNEKA TUNGGAL IKA..dan Promosi mengenai situasi keamanan dan kenyaman Jawa Barat yang ramah untuk dikunjungi, sebagai perwujudan Budaya Jawa Barat *SOMEAH HADE KASEMAH* yang di wujudkan dalam branding pariwisata menjadi *SMILING WEST JAVA*, " terang Dedi.
Adapun Konten Acara utama dari festival adalah Karnaval Budaya yaang dilaksanakan 2 hari yaitu ;
• Tanggal 18 Oktober Karnaval Budaya yg di tampilkan oleh OPD Pemerintah Provinsi dan;
• Tanggal 19 Oktober Karnaval Budaya 34 Provinsi dan Kab /Kota se-Jabar.
Selain karnaval,, ada pula Food and Baverage Festival, Travel Mart Festival (Bussines Meeting perjalanan wisata)., Exposition dan Exebition serta Week End Market GENPI.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran, Iwan Darmawan menambahkan, WJFest-2019, secara mikro ekonomi dapat dihitung kapitalisasi sebesar 5 Miliar rupiah yang diharapkan dapat diakses minimal oleh 25000 pengunjung dengan spending money minimal 200 ribu rupiah, oleh karena itu dengan besarnya kapitalisasi produk festival, diharapkan terjadi perputaran makro ekonomi selama 3 hari minimal sebesar 50 Miliar rupiah di sekitar kawasan Gedung Sate, yang akan masuk kedalam Kelompok PHRI dan Asita serta Industri Pariwisata lainnya.
"Pada acara festival, semua sistem transaksi sebesar 80 persen akan mempergunakan cashless atau transaksi elektronik bekerjasama dengan BJB-Digi," katanya.
Pada WJFest-2019.akan di launching branding Pariwisata Jawa Barat yaitu "Smiling West Java" dan aplikasi fintech, serta untuk memfasilitasi para wisatawan dapat digunakan "Smiling App" yang didalamnya terdapat *SIRARU* Sistim Informasi Pariwisata Terpadu.
Iwan menyebutkan, sebagai alat transaksi pariwisata bekerjasama dengan Bank BJB serta PT.TMS.(Red/Rel)
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dedi Taufik dalam siaran persnya yang diterima, Minggu (22/9/2019) menjelaskan,
WJFest-2019, transformasi dari De-Syukron dari tahun ke 1 sampai dengan tahun ke 7 (2017), kemudian pada tahun 2018 bertransformasi menjadi GS-Fest.
"Pelaksanaan kegiatan pada Masa De Syukron 1 sampai dengan ke 7 Pendekatan Tema lebih ke pertanggungjawaban publik penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan," tambahnya.
Sedangkan Transformasi pertama pada GS-Fest, kelas Dedi, karena penyelenggaraan di lakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, maka pendekatan tema festival memperhatikan strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dengan mengangkat *Ragam Budaya* sebagai daya tarik promosi pariwisata.
Selain itu lanjut dia, memperhatikan perkembangan Pasar Pariwisata dalam era revolusi industri 4.0 dan perkembangan segmentasi pasar pariwisata jawa barat yg lebih diminati oleh kaum Milenial sebesar 49 persen.
"Maka mulai tahun 2019 dan selanjutnya kegiatan bertransformasi kembali menjadi "West Java Festival" atau akronim WJFest-2019 yang akan dilaksanakan pada tanggal 18 sampai dengan 20 Oktober 2019, bertempat di Gedung Sate," jelasnya lagi
Tema WJFest-2019, kata. Dedi adalah "To Honour Cultural Diversity". Tema ini dipilih Pemprov Jabar sebagai bentuk tindak lanjut dari Moto BHINNEKA TUNGGAL IKA..dan Promosi mengenai situasi keamanan dan kenyaman Jawa Barat yang ramah untuk dikunjungi, sebagai perwujudan Budaya Jawa Barat *SOMEAH HADE KASEMAH* yang di wujudkan dalam branding pariwisata menjadi *SMILING WEST JAVA*, " terang Dedi.
Adapun Konten Acara utama dari festival adalah Karnaval Budaya yaang dilaksanakan 2 hari yaitu ;
• Tanggal 18 Oktober Karnaval Budaya yg di tampilkan oleh OPD Pemerintah Provinsi dan;
• Tanggal 19 Oktober Karnaval Budaya 34 Provinsi dan Kab /Kota se-Jabar.
Selain karnaval,, ada pula Food and Baverage Festival, Travel Mart Festival (Bussines Meeting perjalanan wisata)., Exposition dan Exebition serta Week End Market GENPI.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran, Iwan Darmawan menambahkan, WJFest-2019, secara mikro ekonomi dapat dihitung kapitalisasi sebesar 5 Miliar rupiah yang diharapkan dapat diakses minimal oleh 25000 pengunjung dengan spending money minimal 200 ribu rupiah, oleh karena itu dengan besarnya kapitalisasi produk festival, diharapkan terjadi perputaran makro ekonomi selama 3 hari minimal sebesar 50 Miliar rupiah di sekitar kawasan Gedung Sate, yang akan masuk kedalam Kelompok PHRI dan Asita serta Industri Pariwisata lainnya.
"Pada acara festival, semua sistem transaksi sebesar 80 persen akan mempergunakan cashless atau transaksi elektronik bekerjasama dengan BJB-Digi," katanya.
Pada WJFest-2019.akan di launching branding Pariwisata Jawa Barat yaitu "Smiling West Java" dan aplikasi fintech, serta untuk memfasilitasi para wisatawan dapat digunakan "Smiling App" yang didalamnya terdapat *SIRARU* Sistim Informasi Pariwisata Terpadu.
Iwan menyebutkan, sebagai alat transaksi pariwisata bekerjasama dengan Bank BJB serta PT.TMS.(Red/Rel)