BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,- Kemarau Panjang berdampak terhadap menurunnya kapasitas produksi air PDAM,sehingga hal ini berimplikasi terhadap krisis air baku di Kota Bandung yang terjadi saat ini disebabkan faktor alam.
Dirut PDAM Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi menyebutkan, Sungai Cisangkuy yang menjadi andalan mereka untuk memproduksi air dari wilayah selatan, kini telah mengering.
"Sungai Cisangkuy juga sudah kering, tidak ada lagi air yang bisa kita ambil," jelas Sonny kepada media di Bandung Rabu (2/10/2019).
Akibatnya, sejumlah Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik PDAM Tirtawening Kota Bandung di wilayah selatan tak lagi bisa beroperasi secara maksimal.
"Kapasitas produksi IPA Badak Singak yang mengandalkan air dari Situ Cileunca maupun Cipanunjang, saat ini hanya bisa mengolah sekitar 1.600 samapi 1.700 liter per detik. Bahkan kadang hanya sampai 1.000 liter per detik," jelas Sonny.
Sonny melanjutkan, turunnya ketersedian air baku juga terjadi pada IPA milik PDAM Tirtawening Kota Bandung yang ada di wilayah utara.
Dijelaskan Sonny, IPA Ledeng dan Cibereum yang menjadi andalan di wilayah utara hanya mampu memproduksi 60 liter air per detik.
"Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana mendistribusikan air dengan adil. Karena kapasitas air terus menurun, kita hanya berupaya untuk seadil-adilnya membagikan air yang tersedia,"pungkasnya.
(Ari/Red)
Dirut PDAM Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi menyebutkan, Sungai Cisangkuy yang menjadi andalan mereka untuk memproduksi air dari wilayah selatan, kini telah mengering.
"Sungai Cisangkuy juga sudah kering, tidak ada lagi air yang bisa kita ambil," jelas Sonny kepada media di Bandung Rabu (2/10/2019).
Akibatnya, sejumlah Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik PDAM Tirtawening Kota Bandung di wilayah selatan tak lagi bisa beroperasi secara maksimal.
"Kapasitas produksi IPA Badak Singak yang mengandalkan air dari Situ Cileunca maupun Cipanunjang, saat ini hanya bisa mengolah sekitar 1.600 samapi 1.700 liter per detik. Bahkan kadang hanya sampai 1.000 liter per detik," jelas Sonny.
Sonny melanjutkan, turunnya ketersedian air baku juga terjadi pada IPA milik PDAM Tirtawening Kota Bandung yang ada di wilayah utara.
Dijelaskan Sonny, IPA Ledeng dan Cibereum yang menjadi andalan di wilayah utara hanya mampu memproduksi 60 liter air per detik.
"Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana mendistribusikan air dengan adil. Karena kapasitas air terus menurun, kita hanya berupaya untuk seadil-adilnya membagikan air yang tersedia,"pungkasnya.
(Ari/Red)