BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,-Dinas pariwisata dan kebudayaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menggelar West Java Festival 2019 yang akan digelar pada tanggal 1 s.d 3 November 2019 di Gedung Sate Bandung.
West java festival tahun 2019 ini digelar dengan mengusung konsep carnaval,entertainment,
exhibition,expo dan culiner. Untuk carnaval akan diikuti oleh 17 perangkat daerah di pemprov Jabar, 4 Provinsi di Indonesia, dan Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
Demikian hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat Iwan Darmawan acara Jabar Punya Informasi (Japri), di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu sore (30/10/2019).
Lebih lanjut dikatakan Idar sapaan akrab prua berkacamata ini, pihaknya berkoordinasi dengan 11 instansi untuk mensukseskan WJF 2019 ini yang dulu bertitel De'Syukron kemudian berubah menjadi Gedung Sate Festival,jelasnya.
Demikian hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat Iwan Darmawan acara Jabar Punya Informasi (Japri), di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu sore (30/10/2019).
Lebih lanjut dikatakan Idar sapaan akrab prua berkacamata ini, pihaknya berkoordinasi dengan 11 instansi untuk mensukseskan WJF 2019 ini yang dulu bertitel De'Syukron kemudian berubah menjadi Gedung Sate Festival,jelasnya.
Pihaknya menargetkan terjadi perputaran uang senilai Rp 5 miliar pada penyelanggaraapn West Java Festival (WJF) 2019 ini, asumsi Itu bilamana mengukur pada jumlah pengunjung yang ditargetkan berjumlah 25 ribu orang.
"Tiga hari ini bisa dikunjungi sekitar 25 ribu pengunjung dan targetnya 200 ribu rupiah per orang. Maka harga festival ini sekitar Rp 5 miliar," ujar Iwan
Iwan menambahkan, untuk hitungan investasi secara makro keseluruhan di Kota Bandung maka harus dapat memunculkan nilai Rp 50 miliar. Dengan begitu, WJF 2019 ini juga turut mendorong kinerja ekonomi daerah.
Karena itu, pihaknya melibatkan pendekatan 4.0 untuk registrasi setiap pengunjung yang akan hadir di acara melalui go tiket. Diharapkan, digitalisasi tersebut dapat menghitung secara tepat jumlah pengunjung.
Pada event ini Pemprov Jabar menganggarkan Rp 1,6 miliar melalui APBD untuk menggelar WJF 2019 ini. Selain itu, pihaknya disokong Rp1,5 miliar melalui Bjb. Dengan begitu, total anggaran Rp 3 miliar.
"Untuk acara ini dibutukan 3 miliar maka kita tunjuk satu managemen marketing untuk membantu. Tapi bentuknya bukan uang," jelas dia.
Segmentasi pasar WJF 2019 lebih mengarah pada kalangan milenial. Yaitu di angka 70 persen dari target 25 pengunjung. Sementara gelaran yang akan ditampilkan, dari mulai kuliner, fashion, kebudayaan hingga musik.
"Konsep umumnya permainan dan ornamen lebih milenial karena memang angka milenial yang tertinggi," katanya.
Sementara itu Marintan Sirait dari Tim Akselerasi Jabar Juara (TAJJ) bidang Kebudayaan,WJF 2019 mengangkat seni dan tradisi dalam prespektif kekinian. Festival ini juga bukan hanya melibatkan kedinasan tapi ada komuniyaa dan masyarkat yang turut serta.
Ditambahkanya komunitas diundang dalam acara ini, ada ketuk tiluan dari rumpun Indonesia sekitar 700 perempuan yang datang untuk memeruahkan festival ini. Kemudian ada juga anak sekolah yang berpatisipasi,tutur Maritan.
Selain itu, Maritan memastikan, WJF 2019 akan ramah difabel. Dimana akan diikuti keterangan bahasa isyarat agar seluruh masyarkat, tak terkecuali penyandang difabel pun dapat turut serta dalam acara ini.
Menurutnya satu hal yang paling penting ini diharapkan jadi sarana yang mempererat silaturahmi di Jabar. Kami harapkan bisa menajadi sarana untuk saling menegenal, saling juga mempererat pertalian kekerabatan," pungkasnya.(Ari/Red)
"Tiga hari ini bisa dikunjungi sekitar 25 ribu pengunjung dan targetnya 200 ribu rupiah per orang. Maka harga festival ini sekitar Rp 5 miliar," ujar Iwan
Iwan menambahkan, untuk hitungan investasi secara makro keseluruhan di Kota Bandung maka harus dapat memunculkan nilai Rp 50 miliar. Dengan begitu, WJF 2019 ini juga turut mendorong kinerja ekonomi daerah.
Karena itu, pihaknya melibatkan pendekatan 4.0 untuk registrasi setiap pengunjung yang akan hadir di acara melalui go tiket. Diharapkan, digitalisasi tersebut dapat menghitung secara tepat jumlah pengunjung.
Pada event ini Pemprov Jabar menganggarkan Rp 1,6 miliar melalui APBD untuk menggelar WJF 2019 ini. Selain itu, pihaknya disokong Rp1,5 miliar melalui Bjb. Dengan begitu, total anggaran Rp 3 miliar.
"Untuk acara ini dibutukan 3 miliar maka kita tunjuk satu managemen marketing untuk membantu. Tapi bentuknya bukan uang," jelas dia.
Segmentasi pasar WJF 2019 lebih mengarah pada kalangan milenial. Yaitu di angka 70 persen dari target 25 pengunjung. Sementara gelaran yang akan ditampilkan, dari mulai kuliner, fashion, kebudayaan hingga musik.
"Konsep umumnya permainan dan ornamen lebih milenial karena memang angka milenial yang tertinggi," katanya.
Sementara itu Marintan Sirait dari Tim Akselerasi Jabar Juara (TAJJ) bidang Kebudayaan,WJF 2019 mengangkat seni dan tradisi dalam prespektif kekinian. Festival ini juga bukan hanya melibatkan kedinasan tapi ada komuniyaa dan masyarkat yang turut serta.
Ditambahkanya komunitas diundang dalam acara ini, ada ketuk tiluan dari rumpun Indonesia sekitar 700 perempuan yang datang untuk memeruahkan festival ini. Kemudian ada juga anak sekolah yang berpatisipasi,tutur Maritan.
Selain itu, Maritan memastikan, WJF 2019 akan ramah difabel. Dimana akan diikuti keterangan bahasa isyarat agar seluruh masyarkat, tak terkecuali penyandang difabel pun dapat turut serta dalam acara ini.
Menurutnya satu hal yang paling penting ini diharapkan jadi sarana yang mempererat silaturahmi di Jabar. Kami harapkan bisa menajadi sarana untuk saling menegenal, saling juga mempererat pertalian kekerabatan," pungkasnya.(Ari/Red)