Notification

×

Iklan

Iklan

DPRD Jabar Tinjau Situ Rawa Kalong Depok

Selasa, 05 November 2019 | 14:06 WIB Last Updated 2019-11-07T07:07:30Z
DEPOK,LENTERAJABAR.COM,-Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat,yang membidangi pembanguan dan infrastruktur melakukan kunjungan kerja lapangan ke  Situ Rawa Kalong yang berstatus milik pemerintah pusat.

Sebagai tempat penampungan air dan area wisata keberadaan Situ Rawa Kalong  Kecamatan Cimanggis , Kota Depok , saat ini lahannya kian menyusut dari Luas lahan15 hektare kini hanya tinggal 8,25 hektare.

Anggota Komisi IV DPRD Jabar Nur Supriyanto  mengatakan, dari peninjauan kemaren. lahan Situ Rawa Kalong ini terus berkurang seiring cepatnya pertumbuhan penduduk. Sekarang posisinya di tengah-tengah perkampungan. Bahkan tidak berlebihan kalau disebut ditengah-tengah perkampungan kumuh,jelas politisi PKS ini kepada wartawan.Selasa (5/11/2019)

Wakil rakyat daerah pemiluihan Kota Bekasi-Depok ini bersama tim Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat melakukan kunjungan lapangan ke proyek pembangunan irigasi Situ Rawa Kalong yanh merupakan proyek strategis Provinsi Jawa Barat.

“Di tengah kota seperti Depok, keberadaan situ ini sangat strategis, berfungsi sebagai reservoar air. Di saat musim hujan sebagai penampung air hujan sehingga tidak banjir, di musim kemarau harus menjadi sumber air. Sekarang pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Jabar sedang merevitalisasi fungsi situ yang sedang berjalan tahun ini,” katanya.

Menurutnya, tahun 2020 Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berencana akan menggelontorkan dana yang cukup fantastis sebesar Rp 82 miliar untuk menjadikan Situ Rawa Kalong sebagai tempat pariwisata,” ujarnya.

Lebih lanjut Nur Supriyanto yang juga anggota Badan Anggaran DPRD Jabar menyebut rencana Gubernur Jabar menjadikan Rawa Kalong destinasi wisata dengan desain mewah namun kontroversual.

“Desainnya mewah namun kontroversual. Ibarat rumah mewah di tengah-tengah penduduk padat dan kumuh. Sepertinya Gubernur belum melihat ke lapangan, hanya melihat desain yang dibuat dengan dana CSR. Inipun masih kontroversual,”katanya.

Bayangkan katanya, tempat wisata di bangun dengan anggaran Rp82 miliar, tapi akses jalan hanya lebar 3 meter, tempat parkir hanya 10 mobil, sisanya harus motor, lewat pintu yang lain hanya bisa menggunakan sepeda motor,pungkasnya..(Ari/Red)
×
Berita Terbaru Update