BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum, mencanangkan sembilan prioritas pembangunan salah satunya Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa).
Dimana dalam program tersebut ada program One Village One Company (OVOC) untuk merintis Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) berbasis potensi desa di Jabar guna mengerakan rode ekonomi masyarakat di daerah.
Demikian hal tersebut disampaikan narasumber Dr. Tri Mumpuni-Instruktur patriot desa,Kepala Dinas PMD,H.Dedi Supandi dan Kabid KPPM Rumendang Rumapea kepada media digelaran Jabar Punya Informasi (Japri) # 54 dengan tema Patriot Desa Jawa Barat Tahun 2019 di halaman Museum Gedung sate, jalan Diponegoro no 22 Kota Bandung, Kamis (28/11/2019).
Tri Mumpuni Wiyatno sebagai mentor dalam program Patriot Desa menuturkan, tidak ada desa yang benar-benar miskin atau tertinggal di Jabar. Menurutnya, yang ada adalah desa kurang yang ekonominya kurang bergerak karena masyarakatnya belum mampu mengelola sumber daya di desa tersebut.
Tri menambahkan, 110 Patriot Desa yang dibekali kompetensi keteknisan, kompetensi kejuangan, kompetensi pembangunan berbasis masyarakat, serta kompetensi keikhlasan ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak majunya desa di Jabar.
"Mereka dikirim ke desa, beradaptasi, dan membaur dengan masyarakat desa. Pegang integritas, kompetensi kecerdasan, dan energi untuk membangun. Saya sebagai orang tua ideologis kalian berharap penuh pada kalian," ujar Tri kepada para patriot.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Dedi Supandi sementara itu mengatakan, 110 Patriot Desa ini telah dibekali pelatihan pada 15 Oktober hingga 28 November 2019.
Untuk tahap awal ini, para Patriot Desa akan diterjunkan ke 50 desa di 10 daerah dan 34 kecamatan di Jabar. 50 desa penugasan terpilih merupakan bagian dari 746 desa di Jabar yang belum menjalankan program OVOC.
Terkait OVOC, Dedi menambahkan bahwa sejak diluncurkan hingga saat ini program tersebut sudah melahirkan 596 BUMDes yang aktif kembali serta membentuk 272 BUMDes baru.
"Dengan memanfaatkan potensi desa, maka akan tersalurkan progres ekonomi. Karena tidak ada kemiskinan di desa, yang ada adalah kurangnya pemanfaatan potensi," pungkas Dedi alumni STPDN ini.(Rie/Rel)