BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,-Dekranasda Kota Bandung melakukan kunjungan kerja ke kota Banyuwangi. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat lebih jauh budaya dan kerajinan yg ada di kota Banyuwangi (22/11).
"Kami melihat adanya potensi kerajinan di Banyuwangi, sayang sekali kalau masyakarat belum bisa melihatnya, mulai dari batiknya ya yang khas dan lainnya, jadi kami ingin ayo kerajinan di Banyuwangi harus diangkat" ujar siti muntamah,ketua dekranasda kota Bandung.
Kunjungan ini disambut baik oleh istri bupati Banyuwangi yang sekaligus ketua Dekranasda kota Banyuwangi, Hj. Dani Azwar Anas, yang banyak memaparkan terkait kinerja dekranasda di Banyuwangi. Kegiatan dekranasda di kota Banyuwangi saling bersinergi antar Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) dan juga Unit Kegiatan Masyarakat (UKM).
"Kegiatan yang kami lakukan secara bersama-sama tanpa adanya EO, tetapi dinas terkait yang langsung mengerjakannya. Misalnya saja masalah panggung maka, yang mengurusi bagian humas, kebersihan yang mengursinya bagian LH, jadi satu acara tetapi dikerjakan oleh seluruh dinas secara bersama-sama" tuturnya
Dani azwar anas, juga mengungkapkan SOP dari setiap kegiatan yang diselenggarakan memiliki visi setiap dinas sama, setiap tempat adalah destinasi.
"Setiap kegiatan dekranasda kami tidak memandang OPD, semua bisa melaksanakannya, sekretariatnya bahkan khusus sekretariat Banyuwangi Festival. Setiap dinas juga bisa menyelenggarakan misalnya,dinas perikanan mengelolanya hijab padahal tidak ada kaitannya,tetapi itu untuk mengubah mindset dari masyarakat di daerah Muncar,pesisir kota Banyuwangi untun antusias dalam menyambut festival yang ada di Banyuwangi" jelas ketua bagian perekonomian kota Banyuwangi, Heni.
Heni juga menyebutkan anggaran untuk setiap kegiatan merupakan anggaran OPD yang sudah dianggarkan yang mencapai 500M. Anggaran tersebut nantinya digunakan oleh semua dinas terkait untuk bersama- sama membuat event.
Salah satu kegiatan yang baru saja terlaksana ialah, Banyuwangi Batik Festival yang diikuti oleh 20 UKM. Dari 20-23 November 2019 yang bisa omzetnya mencapai 9.7Miliar.
"Omzet tersebut semuanya dikembalikan lagi kepada UKM, karena pemda hanya sebagai fasilitator sebagai penyedia tempat, selebihnya kami serahkan kepada UKM termasuk soal penjualan dan penghasilan. Kami ingin UKM mandiri" jelas ketua dekranasda Banyuwangi, Dani Azwar Anas.
Bekerjasama dengan asosiasi yang ada juga menjadi salah satu cara untuk bisa membuat UKM mandiri. Setiap usulan atau permintaan dari UKM disalurkan melalui asosiasi. Contohnya ketika, UKM batik membutuhkan pengrajin tambahan maka, usulan yang ada harus disampaikan melalui asosiasi yang nantinya akan ditelusuri baru dilaporkan ke pemda. Asosiasi yang ada antara lain, batik, kopi, makanan olahan dan lainnya.
Melihat pola kinerja yang bersinergi ini, siti muntamah, selaku ketua dekranasda kota Bandung menyampaikan rasa bangganya terhadap dekranasda kota Banyuwangi.
"Saya melihat pola kerja antara dinas, pemerintahan daerah dan ukm saling bersinergi. Menghilangkan ego masing-masing, sehingga ada penetrasi di dalamnya dan rasa saling memiliki, ini menjadi inspirasi untuk pola kinerja dekranasda Bandung" ujar putri kelahiran Banyuwangi tersebut.
Selain mengelola event secara bersamaan, OPD dan UKM juga bersinergi dalam membangun pasar masyarakat yang di rancang menyerupai minimarket. Sehingga UKM menjadi lebih maksimal.(Rel/Red)