BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,- Wali Kota Bandung, Oded M. Danial di penghujung tahun 2019 meresmikan gedung baru RSKIA di Jalan Wahid Hasyim (Kopo) No. 311. Gedung yang memiliki 15 lantai termasuk 2 lantai basemen ini baru beroperasi dua minggu sejak peresmian.
"Alhamdulillah hari ini di penghujung tahun 2019 merupakan hari yang sangat istimewa karena kita resmikan gedung RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak) Kota Bandung. Gedung ini dibangun sejak 3,5 tahun ke belakang dan bisa selesai sekarang," ungkap Oded usai peresmian.
Ia mengatakan, gedung baru ini memiliki kapasitas 500 tempat tidur di mana 40 persennya untuk RSKIA. Terdiri dari 15 lantai, termasuk 2 lantai untuk basemen dan 13 ke atas untuk ruang administrasi dan pelayanan kesehatan.
"Peralatannya canggih, berkualitas dari mulai tempat tidur sampai ruang operasi dan ICU-nya," ungkapnya.
Pembangunan RSKIA ini menyedot anggaran sebesar Rp 800 miliar teemasuk pembelian lahan. Untuk sumber daya manusia (SDM)nya, ke depan akan dilakukan seleksi.
"Sekarang Pak Taat (Dirut RSKIA,red) sudah lakukan seleksi agar SDMnya juga dilengkapi secara mumpuni. Nanti kan ini BLUD (badan layanan umum daerah) lebih banyak menyerap dari luar. Ke depan kalau BLUD, PNS-nya dikurangi," katanya.
Meski lebih banyak SDM dari swasta, pelayanan tetap diutamakan baik bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah maupun kalangan atas.
"Kita justru dirikan rumah sakit representatif ini untuk menjadi solusi bagi semua komunitas masyarakat baik VIP maupun menengah ke bawah," terangnya.
Disinggung soal pemanfaatan gedung RSKIA lama di Astanaanyar, Oded mengaku masih dalan kajian. " Itu masih dalam kajian untuk apa (pemanfaatan gedungnya, red)," ujarnya.
Sementara itu, Dirut RSKIA Kota Bandung Taat Tagore mengatakan, gedung baru ini akan mukai beroperasi dua minggu setelah peresemian yang dilakukan hari ini. Pihaknya, akan mulai memindahkan SDM dan pelayanan dari gedung lama ke gedung baru.
"Untuk SDM kita pindahkan yang ada dulu, pelan-pelan sambil naikkan kapasitas biar tidak kocar-kacir," ungkapnya.
Saat ini, ungkapnya, terdapat 350 SDM yang 40 orang di antaranya dokter seperti dokter spesial anak, obgyn, THT, penyakit dalam dan lainnya. Untuk gedung baru, setidaknya diperlukan 750 SDM.
Disinggung pasien BPJS, Taat mengatakan perusahaan asuransi tersebut memiliki aturan sendiri.
"Kita enggak tahu apakah rumah sakit baru akan diberlakukan dengan rumah sakit lain, karena pada prinsipnya kita pindah tempat. BPJS inginnya akreditasi baru, kalau begitu bisa tangani yang gawat darurat saja," pungkasnya.(Rel/Rie)