Kadisnakertrans Jabar, Ade Afriandi, bersama Team Leader dari Program Migration and Diaspora, Makhdonal Anwar dan persta |
JMSC merupakan konsep dari program Migran Juara sebagai program perluasan kesempatan kerja ke luar negeri bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Barat. Program ini memuat antara lain akselerasi peningkatan kesempatan kerja ke luar negeri melalui peningkatan kompetensi PMI,
Sertifikasi Profesi PMI dan peningkatan layanan PMI melalui Migrant Centre yang menyediakan layananan pusat pelatihan bagi Calon PMI, PMI dan Purna PMI; Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) Keimigrasian bagi Calon PMI; dan layanan call centre bagi Calon PMI dan PMI.
Demi terwujudnya JMSC tersebut, Disnakertrans Jabar menggandeng German Development Cooperation (GIZ) melalui Programme Migration and Diaspora (PMD) bersama Global Academy on Migration and Development (GAMD) & ATIKHA Overseas Workers & Communities Initiative.
Melalui program Training on Mainstreaming Migration in Local Governance yang dilaksanakan pada 10-11 Februari 2020, bertempat di Royal Ambarukmo Hotel Yogyakarta ini, GIZ Germany menghadirkan pakar migrant internasional dari GAMD dan ATIKHA untuk memberikan wawasan, keilmuan dan best practice bagaimana membangun sebuah sistem perlindungan bagi pekerja migran beserta keluarganya mulai dari pra-migrasi, migrasi dan purna migrasi.
Selain itu juga diberikan pula strategi menyiapkan kemitraan multi stakeholder kepada para pemangku kepentingan agar dapat memiliki kesamaan tujuan meskipun berasal dari berbagai instansi/birokrasi yg berbeda.
Training yang diikuti peserta dari unsur Kementerian, unsur OPD Jabar, Disnakertrans Kabupaten Indramayu, unsur Desa, Migrant Care, APPMI Jabar, BKK, BNP2TKI, APJATI, Koperasi dan Bank Jabar Banten ini bersepakat serta berkomitmen untuk mendukung langkah strategis yang dilakukan oleh Disnakertrans Jabar dalam mewujudkan sebuah sistem perlindungan pekerja migran melalui Jabar Migrant Service Center (JMSC).
Team Leader dari Program Migration and Diaspora, Makhdonal Anwar menyampaikan bahwa GIZ mengimplementasikan PMD di 22 negara termasuk Indonesia. PMD sendiri mendukung pemerintah nasional dan lokal untuk memastikan migrasi dapat berkontribusi pada pengembangan pekerja migran, keluarga mereka serta kehidupan sosial. Selain itu GIZ bermitra dengan GAMD dan ATHIKA dalam membangun kapasitas pemangku kepentingan migrasi di Indonesia.
Sementara itu, Executive Director ATIKHA, Aileen Constantino, menyatakan bahwa program migran harus secara sistematis memperhatikan setiap komponen elemen yang saling terintegrasi untuk menjadi sebuah sistem perlindungan yg berkelanjutan.
Kadisnakertrans Jabar, Ade Afriandi, dalam arahannya menyampaikan bahwa dengan banyaknya pengetahuan serta sharing pengalaman yang diperoleh dari pertemuan ini, bisa menambah refrensi dalam mendesain sebuah business process dari Jabar Migrant Service Center (JMSC) yg akan segera direalisasikan ditahun ini.(Rel/Rie)