BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,--Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal menambah jalur baru khusus sepeda. Kerennya, para pesepeda bisa mengajukan jalur yang bakal dibuat. Tak hanya itu, Pemkot Bandung juga akan mereaktivasi jalur yang sudah ada.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyatakan, reaktivasi dan penambahan jalur khusus sepeda ini guna merespon maraknya warga yang bersepeda di tengah pandemi Covid-19. Sehingga masyarakat bisa semakin aman dan nyaman bersepeda di Kota Bandung.
“Kami dari pemerintah kota melihat euforia atau momentum ini harus bisa kita pelihara untuk menghadapi normal baru. Saya sebagai penyintas merasakan memang akhirnya harus bersahabat dengan virus ini,” ucap Yana di Balai Kota Bandung, Kamis (11/6/2020).
Yana mengakui, maraknya kegiatan bersepeda di Kota Bandung ini harus ditangkap sebagai peluang bagi Pemkot Bandung untuk menguatkan budaya bersepeda. Penggunaan sepeda tidak hanya untuk rekreasi atau olahraga saja, namun sebagai alat transportasi sehari-hari.
Menurut Yana, bersepeda tidak hanya berdampak positif terhadap kesehatan. Lebih dari itu juga turut mengurangi polusi kendaraan bermotor. Dengan bersepeda terjadi kesetaraan di jalan karena tidak ada keistimewaan secara individual.
“Mungkin sekarang masih rekreatif sifatnya dan pemerintah hadir membuat jalur khusus. Kemudian menyosialisasikan keamanan dan kesehatannya.. Nanti ada juga kita mengedukasi bagaimana bersepeda khusus di tengah pandemi itu,” ujarnya.
Sebagai tahap awal, lanjut Yana, untuk sementara penambahan jalur baru ditandai dengan pengecatan gambar yang teratur setiap 50 meter. Sebagai proyek awal pada Jumat (12/6/2020) pagi akan dibuat jalur dengan rute dari Jalan Nyland ke Balai Kota.
Yana menegaskan, pembuatan jalur dari rumah dinasnya ke Balai Kota ini sekaligus menjadi wujud komitmen untuk menjadikan sepeda sebagai transportasinya menuju ke tempat bekerja. Ia berharap hal serupa bisa memancing masyarakat mengikuti pola ‘bike to work’.
“Walau biaya jalur sepeda permanen belum ada, tapi saya pikir tidak bisa berhenti di situ. Terpenting penting ada niatnya. Saya ajak Dishub (Dinas Perhubungan), PU (Dinas Pekerjaan Umum) dan komunitas sepeda. Hayuk kita buat dulu aja,” terangnya.
Kemudian pada Minggu (14/6/2020) nanti akan dilanjutkan kampanye dan edukasi protokol keselamatan bersepeda dan protokol kesehatan bersepeda. Ini akan dipusatkan di kawasan Jalan Ir. H. Djuanda.
“Mudah-mudahan jalur sepeda tidak diambil oleh transportasi lain. Sambil kita terus edukasi. Kemudian pesepeda juga tidak ambil lagi jalan yang lain. Kita edukasi lewat ATCS, poster, dan banner,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Didi Ruswandi menyatakan, jalur baru tersebut dibuat berdasarkan permintaan komunitas sepeda. Usulan komunitas ini diajukan kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung. Penandaannya bisa dilakukan apabila sudah ada persetujuan Dishub.
Didi yang juga aktif di sejumlah komunitas bersepeda ini mengungkapkan, upaya penambahan jalur berdasarkan usulan ini sebagai strategi pendekatan dan memancing masyarakat agar tidak hanya memikirkan soal rekreasi dan olahraga saja. Namun juga turut memerhatikan aspek ketertiban.
“Ini semacam batas psikologis kepada pelaku lalu lintas ini ada jalur sepeda. Kepada para pesepeda juga dikasih tahu anda jangan kemana-mana jalurnya kalau ada jalurnya ya ke yang ini. Jadi ini pendekatannya demand yang difasilitasi. Bukan fasilitas yang dibangun untuk memancing demand,” ucap Didi.
Sedangkan Kepala Bidang Manajemen Transportasi dan Parkir Dishub Kota Bandung, Asep Kurnia menyatakan, untuk mendukung program ini pihaknya sudah mengajukan sokongan dana di anggaran perubahan, agar bisa membuat jalur secara permanen.
Selain itu, Dishub juga sudah mulai kembali menurunkan Bandung Bike Sharing (Boseh) secara bertahap. Fasilitas penyewaan sepeda ini masih diatur ketersediaannya hanya di tempat tertentu saja.
“Dishub tahun ini menganggarkan perencana, evaluasi dan pembukaan jalur sepeda baru. Tapi adanya di anggaran perubahan. Untuk boseh sudah beroperasi sejak 5 Juni. Bertahap dan diutamakan di daerah-daerah pusat kota. Tidak semua diisi penuh, rata-rata itu di bawah setengah,” kata Asep. (Red/Rie)