![]() |
Asisten Pemerintahan dan Kesra Kota Bandung, Asep Saeful Gufron |
BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,--Peringatan Hari Jadi ke-210 Kota Bandung pada 25 September 2020 ini akan sangat
berbeda dari tahun sebelumnya. Mengingat masih adanya pandemi Covid-19,
sejumlah kegiatan rutin dengan melibatkan pengerahan massa terpaksa
ditiadakan.
Asiten Pemerintahan dan Kesra Kota Bandung, Asep Saeful Gufron pada
acara Bandung Menjawab di Taman Dewi Sartika Balai Kota Bandung, Selasa
(22 September 2020), menyatakan, pertimbangan tidak membuat acara
berskala besar yakni sesuai dengan protokol kesehatan. Yaitu menghindari
adanya interaksi orang dalam jumlah banyak.
“Masyarakat biasanya merayakan HJKB dengan lomba, karnaval. Tetapi
karena khawatir terjadi kerumunan massa, maka ditiadakan. Nanti takutnya
malah jadi ada klaster HJKB. Mudah-mudahan tetap tidak mengurangi
khidmat peringatan hari jadi Kota Bandung,” katanya.
Asep menuturkan, tahun ini rangkaian HJKB ke-210 diawali dengan
peluncuran logo resmi pada awal September lalu. Kemudian, ziarah ke
makam leluhur para pendiri Kota Bbandung pada Selasa 22 September.
“Karena masih Covid-19, sekarang ziarahnya tidak ke semua makam.
Hanya makam leluhur di Dalemkaum dan Karanganyar. Biasanya dilanjut ke
Kabupaten Bandung dan ke Kabupaten Garut. Tapi tidak mengurangi rasa
khidmat, kalau mendoakan itu tidak harus datang. Dari dari jauh juga
bisa,” ujarnya.
Untuk acara puncak, tetap ada upacara peringatan HJKB pada 25
September. Namun, mengingat situasi di tengah pandemi maka peserta
Lebih lanjut Asep mengungkapkan, telah menlayangkan surat edaran
kepada forum umat beragama untuk menyelenggarakan doa bersama. Yakni
khusus mendoakan Kota Bandung tepat di hari jadinya ke-210.
“Setiap umat beragama diharapkan bisa menggelar doa bersama di tempat
ibadahnya masing-masing. Tapi tidak perlu semuanya. Sebagian saja dan
siasanya bisa mendoakan dari rumah,” pintanya.(Rie/Red)