Caption : Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat
Hj.Sumiyati,S.Pd.I,M.IPol
BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,--Saat
Pandemi Covid-19, berbagai upaya untuk mendorong penguatan kemajuan perempuan
dalam ekonomi. Perempuan sebagai pelaku ekonomi memiliki potensi besar dalam
berkontribusi membangun ketahanan ekonomi Indonesia maupun di Jawa Barat.
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat Hj.Sumiyati,S.Pd.I,M.IPol mengungkapkan, banyak perempuan berkiprah dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam upaya memenuhi kebutuhan ekonominya.
Menurut legislator yang membidangi keuangan ini slah satu garapanya dunia usaha termasuk UMKM boleh dikatakan merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia maupun di Jawa Barat.Sektor UMKM dan koperasi mampu menjadi penyangga sistem perekonomian,jelas bunda Sum melalui telepon selulernya saat di hubungi Ahad 14 Febuari 2021.
Politisi Perempuan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD Jabar ini menuturkan,peran perempuan di sektor UMKM pada umumnya terkait dengan bidang perdagangan dan industri pengolahan, seperti warung makan, toko kelontong, pengolahan makanan, industri kerajinan, dan lain-lain,papar wakil rakyat daerah pemilihan (dapil) Jabar VIII meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok ini.
Lebih lanjut dikatakan srikandi partai berlambang banteng moncong putih ini.bidang yang digeluti kaum hawa karena keleluasaannya untuk dilakukan di rumah, sehingga tidak melupakan perannya sebagai ibu rumah tangga. Akan tetapi, pengembangan UMKM dalam konteks ini harus diletakkan sebagai usaha peningkatan produktivitas sektor publik,terang ibu dari tiga orang putra ini yaitu Gilang Esa Mohamad, Gandhi Dwiki Mohamad dan Guruh Tri Putra Mohamad.
Akan tetapi, ironisnya mayoritas perempuan pelaku UMKM memiliki keterbatasan modal, Untuk itu pihaknya(red-Komisi III) mendorong bank bjb untuk memfasilitasi permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat ( KUR ) dan Kredit Masyarakat Ekonomi Sejahtera (MESRA) terhadap pelaku UMKM,papar legislator alumni lulusan Magister Ilmu Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) ini.
Ditambahkan Bunda Sum sapaan akrab perempuan yang selalu mengunakan busana muslim ini selain adanya tanggung jawab ganda. Mereka harus diberikan pendampingan untuk mendapatkan akses pengembangan keterampilan, pengembangan produk, manajemen keuangan, tata kelola perusahaan, dan pemasaran,pungkas legislator kelahiran Jakarta 20 September 1968 yang bertempat tinggal di Jl. Cemara Raya, No 34, RT01/64, Kel. Jaka Sampurna, Kec. Bekasi Barat, Kota Bekasi.(Rie/Adikarya Parlemen)