Caption : Kepala
KUMKM Kota Bandung, Atet Dedi Handiman,saat Bandung Menjawab dengan topik Program Bantuan Langsung Tunai (BLT),
di Taman Dewi Sartika Kota Bandung.
BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,--Pemerintah
Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (KUMKM) Kota Bandung mengupayakan pelaku usaha di Kota Bandung
tetap bertahan dengan melakukan "shifting".
Kepala
KUMKM Kota Bandung, Atet Dedi Handiman mengaku terus mendata UMKM yang
dinilai hampir gulung tikar agar diupayakan shifting atau bergeser
mencoba membuat sesuatu yang diminati masyarakat saat ini.
"Misalnya
yang awalnya kriya menjual kerajinan gelang, coba kita arahkan menjadi
kerajinan yang berkaitan dengan kesehatan misalnya APD Masker," katanya
saat Bandung Menjawab dengan topik Program Bantuan Langsung Tunai (BLT),
di Taman Dewi Sartika Kota Bandung, Kamis 25 Maret 2021.
"Kemarin
sekitar 120 UMKM kita yang kriya itu shifting ke masker dapat proyek
dari Provinsi itu lumayan. Kemudian dari kuliner yang biasa shifting ke
kuliner yang meningkatkan imun tubuh," lanjutnya.
Atet
mengakui untuk melakukan shifting tersebut memang tidak mudah bagi
pelaku usaha, sehingga pihaknya pun membuka lebar bagi pelaku usaha
untuk datang ke UMKM Recovery Center (URC).
"Dari
2020 lalu kami membuka URC pusat pemulihan UMKM, karena kalau kami
melakukan satu satu didatangi itu sulit, yang lokasinya ada di Jalan
Mustang, silahkan yang merasa terdampak atau PHK menjadi UMKM silahkan
datang, gratis," katanya.
"Di
situ kami menyelenggarakan program pendampingan, disitu bisa dilakukan
business matching, business coaching, bagaimana meningkatkan kualitas
produk dan membenahi administrasi dan perizinan," lanjutnya.
Selain
itu, Dinas UMKM pun akan membuka Pusat Pemasaran Terpadu UMKM yang
berlokasi di Jalan Ir H Djuanda, yang berfungsi sebagai galeri untuk
memasarkan produk UMKM Kota Bandung.
"Di
tempat itu akan kita pakai teori tentang pemasaran dari mulai 4P sampai
7P, jadi jangan menganggap bahwa buka galeri itu gampang, produknya
harus seperti apa yang disimpan di situ, jangan sampai jadi bumerang
produk yang kurang diminati dipajang," ucap Atet.
Ia
pun mengatakan, untuk memanage tempat tersebut sesuai dengan kebijakan
pusat untuk mensinergikan Koperasi dan UMKM, akan bekerjasama dengan
Koperasinya UMKM.
"Tidak
mungkin pengelolaannya oleh kami dari jajaran PNS. Kami akan ajak
bicara, akan kami gandeng, karena masukan-masukan itu akan lebih banyak
dari praktisi," katanya.
"Kami
kan teori, peraturan, nanti dari praktisi, dari pelaku UMKM seperti apa
keinginannya. Keinginannnya memang tidak bisa semua terakomodir, tetapi
minimal akan lebih banyak menjawab permasalahan yang dihadapi UMKM,"
harapnya.(Rie/Red)