BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,--Guna mengantisipasi terjadinya banjir pada saat musim penghujan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) melakukan program penanganan banjir sesuai dengan konsep zero delta Q policy.
Konsep
zero delta Q policy atau kebijakan selisih debit nol, artinya
penanganan tata kelola air hujan dialirkan sesuai kapasitas saluran yang
ada dan tidak boleh meninggalkan genangan.
"Jadi
kalau kapasitas untuk 10 maka yang dialirkan 10 dan sisanya diparkir
atau diresapkan. Sehingga sejak 2019 program DPU banyak membuat sumur
resapan dan parkir air berupa kolam retensi," tutur Kepala DPU Kota
Bandung, Didi Ruswandi pada Bandung Menjawab, di Auditorium Balai Kota
Bandung, Selasa 23 Maret 2021.
Keberadaan
kolam retensi dapat bermanfaat pada saat datang musim kemarau. Yakni
untuk menambah cadangan air. Selain itu menjadi strategi untuk
mengurangi debit air berlebih pada saat musim hujan.
"Kita
membuat kolam retensi di Cipamulihan Gedebage. Alhmdulliah genangan
masih ada tapi tidak memacetkan lalu lintas," tuturnya.
Kemudian
pada tahun 2021, jelas Didi, Pemkot Bandung akan melanjutkan
pembangunan kolam retensi Bima guna meminimalisir terjadinya genangan di
kawasan Pagarsih, namun dengan pola yang alamiah.
"Jadi
kalau air banjir itu sedimen masuk semua ke kolam. Jadi ketika kolam
tergenang, kita pompa dan air akan surut. Sehingga ketika air hujan
datang kembali kita sudah siap," jelasnya.
Di
samping itu, program menabung air hujan dengan teknik drumpori dan
sumur resapan (sumur imbuhan dalam) juga terus dilakukan guna
menanggulangi permasalahan banjir.
Pasalnya
selama ini banjir terjadi karena kurangnya resapan, sehingga air yang
melimpah kemudian melimpas ke sungai, dan drainase tidak mampu
menampung.
"Tahun ini di samping meneruskan program drum pori, kita akan membuat sumur imbuhan dalam di 20 titik," tuturnya.
"Kemudian
kita juga terus menanam pohon. Seperti di Kanhai itu 19 hektar kita
tanami. Tahun ini berlanjut untuk penanaman," imbuhnya.
Hasilnya, menurut Didi, sejak 2019 sampai Maret 2021 telah terjadi tren penurunan genangan maupun banjir di Kota Bandung.
Di Kopo Citarip misalnya, sepanjang 2020 terjadi genangan sebanyak 24 kali namun hingga Maret 2021 baru 2 kali terjadi genangan.
"Apalagi
musim hujan 2020-2021 dari BMKG mengatakan ini musim hujan terbasah ke 5
selama 40 tahun. Jadi alhamdulillah Kota Bandung relatif jauh berkurang
di saat musim hujan terbasah," tuturnya. (Rie/Red)