Caption : dr Yorisa Sativa pada Bandung Menjawab di Taman Sejarah, Kota Bandung |
BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,--Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung memastikan, penanganan 3T yakni Tracing, Testing, dan Treatment di Kota Bandung masuk kategori terbaik di Jawa Barat.
Hal itu
disampaikan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Bandung, dr
Yorisa Sativa pada Bandung Menjawab di Taman Sejarah, Kota Bandung,
Selasa 27 April 2021.
Menurut Yorisa, tracing yang dilakukan oleh 80 Puskesmas di Kota Bandung cukup hebat sejak Maret 2020 lalu hingga saat ini.
"Memang
sejak awal Maret 2020 lalu terus melakukan tracing sampai ke akar
rumput untk memantau penyakit, mendeteksi, satu dapat sekitarnya diambil
di trace langsung dilakukan yang berikutnya yaitu testing," katanya.
Yorisa
mengatakan, untuk testing, di Kota Bandung mempunyai Lab BSL-2 yang
bisa memeriksakan sendiri hasil PCR-nya. Saat ini sudah puluhan bahkan
ratusan ribu yang diperiksa dengan pemeriksaan mandiri.
"Ini (Lab BSL-2) memudahkan percepatan dalam melakukan 3T ini," katanya.
Sedangkan
dalam Treatment, Yorisa mengungkapkan terapi plasma konvalesen juga
termasuk salah satu pengobatan kepada orang yang sakit Covid-19.
"Dari
36 Rumah Sakit, sebanyaj 28 RS jadi rujukan Covid-19. Jadi sudah bisa
mewakili warga Kota Bandung. Ada juga tempat isolasi terpusat untuk
menangani yang OTG," katanya.
Yorisa
pun menegaskan upaya 3T di Kota Bandung sampai saat ini tidak akan
kendor selama pandemi covid-19 belum berakhir. Ditambah dengan tugas
baru yakni vaksinasi.
"Vaksinasi
sekarang kita sudah mau masuk wave (gelombang) kedua. Tenaga kesehatan
sudah 100 persen tervaksin dosis satu dan keduanya," katanya.
"Lalu
yang lansia sekarang sedang berproses. Sekarang kita juga sedang
prioritas tenaga pengajar, pendidik, guru untuk persiapan Juni PTM
(Pembelajaran Tatap Muka), angkanya juga sudah tinggi, percepatannya
cukup baik," katanya.
Namun ia mengingatkan, vaksinasi bukan satu satunya penurun atau penolakan covid-19.
"Jadi
ada cara-cara lain yang mendukung selain vaksinasi. Kita tetap harus 5M
1T. Bukan berarti dengan vaksin kita kebal," ucapnya.
"Dinkes
upayanya adalah meningkatkan promosi agar masyarakat tetap memakai
masker dan disiplin menerapkan protokol kesehatan," imbuh Yorisa.(Rie/Red)