|
Caption : Wali Kota Bandung Oded M. Danial bersama kepala Diskar PB Kota Bandung,Dadang Iriana
BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,--Wali Kota Bandung Oded M. Danial membunyikan
“kohkol” (kentongan bambu) serta sirine di Balai Kota Bandung tepat pada hari
Kesiapsiagaan Bencana yang diperingati setiap tanggal 26 April.
Secara simbolis Oded beserta jajaran Pemkot Bandung melakukan aksi tersebut
secara serentak yang diikuti oleh seluruh kewilayahan yakni 151 Kelurahan dan
30 Kecamatan.
“Ya hari ini bagian dari kegiatan yang ada di Diskar PB yang mana khusus
menangani penanggulangan bencana,secara nasional diminta sosialisasi tentang
kebencanaan dan Ini harus dilaksanakan. Oleh karena itu saya minta kepada
Kadis, Ketua RT/RW untuk memperingati hari Kesiapsiagaan Bencana ini secara
serentak di Kota Bandung,” ungkap Oded di Balai Kota Bandung,
Senin 26 April 2021.
Dijelaskan
Oded, wilayah Kota Bandung memiliki potensi bencana antara lain longsor dan untuk
Bandung Raya terutama patahan kawasan Lembang yang berdampak pada area lainnya.
Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan selalu
siap siaga serta waspada terhadap bencana yang terjadi secara tiba-tiba.
“Kalau bicara bencana pasti terjadi mendadak tidak pernah direncanakan, oleh
karena itu kita harus selalu waspada,” tegasnya.
Di
tempat yang sama, Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB)
Kota Bandung, Dadang Iriana mengatakan Kota Bandung sebelumnya belum melakukan
simulasi Kesiapsiagaan Bencana serentak.
Untuk itulah, lanjutnya, aksi membunyikan kentongan bambu serta sirine tersebut
dilakukan agar masyarakat secara tidak langsung termotivasi peduli terhadap
ancaman bencana.
“Dengan begitu bisa selalu waspada dan pentingnya melakukan antisipasi bencana,
mulai dari banjir, longsor dan sebagainya yang sewaktu-waktu bisa saja
terjadi,” jelasnya.
Dalam waspada atau Kesiapsiagaan Bencana pihaknya melibatkan personel hingga
416 orang yang selalu siaga selama 24 jam penuh.
Dadang pun menjelaskan, dalam memukul “kohkol” pun ada ketentuan yang
menjadi standar kebencanaan.
“Sebetulnya bunyi jumlah ketukan kentongan juga ada SOP nya, 4 ketukan itu
terjadi bencana, 6 ketukan itu sudah adanya laporan dari kewilayahan jika
situasi aman. Semoga dengan adanya aksi Peringatan Kesiapsigaan Bencana ini
dapat meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menuju
Indonesia Tangguh Bencana,”pungkasnya.(Red/Ril)
|