Caption : NJE (New Jabar Euy)
BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,-- Data covid per tanggal 5 Juli
2021 di Indonesia menunjukkan 2.313.829 yang terkonfirmasi covid19. Di Jawa
Barat sendiri ada 350.719 kasus atau 17,4% dan ini berada di posisi ke-2 jumlah
kasus terbesar tingkat provinsi di Indonesia. Kondisi ini diperparah dengan
minimnya ketersediaan kamar tidur di sejumlah Rumah Sakit, obat-obat yang
melambung tinggi melampaui harga eceran tertinggi, ketersediaan oksigen yang
terbatas serta vaksinasi yang belum menyeluruh di lakukan.
Selain penerapan PPKM dari mulai tanggal 3 juli sampai
dengan 20 juli, namun diperlukan keseriusan pengelolaan oleh stakeholder utama
dalam hal ini pemerintah dan pemerintah daerah serta penerapan kebijakan yang
efektif, sehingga mampu menyentuh lapisan masyarakat sampai tingkat bawah. Oleh
karenanya, NJE (New Jabar Euy) komunitas yang peduli terhadap Jawa Barat
memberikan catatan-catatan atas berbagai kebijakan dan kondisi yang terjadi
akhir-akhir ini, sebagai berikut :
1.Integrasi data menjadi suatu hal yang sangat penting dalam
mencermati, melihat dan memberikan solusi kepada masyarakat secara langsung,
detail dan terukur. Sehingga tidak ada satupun warga yang luput dari perhatian
dan keseriusan penanganan pencegahan covid19 ini. Banyaknya data yang tidak
sesuai dengan fakta lapangan dan hanya berdasarkan klaim, validitasnya
dipertanyakan serta sikap skeptis dari masyarakat, perlu dibenahi secara
menyeluruh dengan kebijakan satu data yang valid dan objektif.
2.Kebijakan penanganan pandemic covid-19, butuh kebijakan
yang komprehensif menyentuh seluruh lapisan masyarakat, dengan terus melakukan
testing dan tracing. Jangan sampai kebijakan yang dikeluarkan hanya bersifat
reaktif, ceremonial, populis semata bahkan cenderung pencitraan. Sehingga
ekspektasi masyarakat penanganannya cepat, akurat dan menyeluruh tidak
dirasakan.
3.Perlunya edukasi, sosialisasi dan komunikasi yang
intensif, baik, terus menerus dan terukur kepada masyarakat sampai lapisan
paling bawah. Sehingga penanganan covid dari hulu sampai hilir dapat diketahui
oleh masyarakat, termasuk masyarakat golongan bawah, bahkan mempunyai efek yang
cepat. Misalnya dengan membuka crisis center, atau minimal ada call center atau
memberikan edukasi sampai tingkat sekolah-sekolah, RW atau bahkan RT-RT.
4.Kebutuhan-kebutuhan masyarakat seperti ketersediaan
ruangan di rumah sakit, obat-obatan, oksigen, vaksinasi, donor darah plasma,
proses penanganan jenazah yang cepat, pemberian nutrisi bagi masyarakat yang
membutuhkan lebih banyak, perlu penanganan dan pengawalan yang serius, sehingga
masyarakat yang membutuhkan merasakan dan tidak dipermainkan oleh oknum-oknum
yang tidak bertanggungjawab dan tidak mempunyai rasa kemanusiaan dan
solidaritas sosial.
5.Pemerintah harus benar-benar mengawal penggunaan media
sosial. Jangan sampai media sosial digunakan dan diupayakan oleh pihak-pihak
tertentu untuk menyebarkan informasi yang tidak valid, hoax dan cenderung
meresahkan masyarakat.
6.Kebijakan-kebijakan pemerintah perlu diarahkan untuk
optimalisasi seluruh kekuatan sumber daya dan stakeholders, sehingga masalah
ini adalah masalah bersama dan penanganannya pun dilakukan secara menyeluruh
dari hulu ke hilir.
7.Perlunya menyerukan adanya doa Bersama, istighosah
walaupun dilakukan secara virtual, karena sejatinya semuanya milik Sang
Pencipta dan kita harus lebih mendekatkan diri pada Allah, Tuhan Yang Maha
Kuasa.
Demikian, beberapa catatan yang kami sampaikan sebagai
bagian kontribusi anak bangsa yang memberikan sedikit masukan untuk perbaikan
penanganan covid19, khususnya di Jawa Barat.
Bandung, 6 Juli 2021
Salam hormat,
NEW JABAR EUY
(Dr. Diah Fatma, Dr. Ineu Purwadewi, Dr. Cucu Sugiati, Dr.
Buky Wibawa, Dr. Teddy Rusmawan, Dr. Tb. Ace Hasan Syadzily, Dr. M. Ilmi Hatta,
Dr. Dandan Reza Wardana, Garlika Martanegara, MSi, Ir. Ade Sudrajat, Dr. Zaenal
Arifin, Wawan Kurniawan, MSi, Ijang Faisal MSi, Ir. Macroni Kusuma, Ir. Entang
Sastraatmadja, Dra. Ida Rosdiana, M.Si., Dr. Djaka Badranaya, Dr. Yayat
Hidayat, Dr. Ferry Kurnia Rizkiyansyah)