BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,--Aplikasi Lapor! yang digagas oleh Bandung Command Center (BCC) Pemerintah Kota Bandung sukses meraih penghargaan sebagai solusi digital dunia.
Kota Bandung terpilih sebagai salah satu dari 3 kota di Indonesia sebagai Kota Pemberdayaan IEA untuk Masa Depan Net Zero yang dibangun berdasarkan hasil konsultasi.
Ini melibatkan lebih dari 125 pakar dan organisasi terkemuka di dunia. Dua kota lainnya yaitu selain Jakarta (MRT) dan Bali (blablabla).
Atas raihan itu, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengaku sangat mengapresiasinya.
Ia mengungkapkan, aplikasi Lapor! menjadi penghubung antar pemerintah dan rakyat.
"Lewat Aplikasi Lapor! Rakyat bisa mengoreksi dan memberi masukan atas kebijakan dan layanan pemerintah," ucapnya, Jumat 23 Juli 2021.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana mengungkapkan penghargaan menjadi indikator bahwa Kota Bandung menuju smart city dalam "road map" yang benar.
"Upaya kita sudah diakui internasional. Ini menjadi motivasi agar kita bekerja lebih baik lagi," terangnya.
Sedangkan Lead Country Analysis and Coordinator for Indonesia, Peggy Hariwan mengatakan, masuknya aplikasi LAPOR! sebagai solusi digital dunia merupakan sebuah prestasi yang membanggakan mengingat seleksi yang ketat.
"LAPOR! meraih penghargaan karena menjadi model command centre pertama di Indonesia yang berbasis online dan memiliki feedback.
Di samping itu juga sistemnya terintegrasi dan mudah diakses juga responsif," jelasnya.
"Sehingga menjadi role model tidak hanya di seluruh Indonesia tapi juga negara yang menjalankan smart city lainnya," imbuhnya.
Peggy berharap, Kota Bandung dapat terus bekerja sama dengan IEA Untuk pengembangan Smart City ke depan.
Aplikasi Lapor! merupakan salah satu program pemerintah first online feedback di Indonesia.
Program ini dirancang agar masyarakat dengan mudah memberikan laporan yang berhubungan dengan layanan masyarakat di Kota Bandung.
Program ini menjadi salah satu inovasi terbaik menurut G20 karena menjadi salah satu solusi digital yang inovatif.
Aplikasi ini memanfaatkan Two Way Digital Communication atau komunikasi dua arah, dari masyarakat ke pemerintah dan dari pemerintah ke masyarakat.
Di antaranya melalui berbagai platform sosial media Instagram, facebook, twitter, YouTube dan spotify dengan username @bandung.go.id, @ppidlaporkotabandung, dan @bandungsiaga112.
Pelaporan dari masyarakat yang disampaikan melalui media sosial, akan direspon secara cepat, tepat dan transparansi, kemudian laporan tersebut akan di input ke Aplikasi Lapor!
Laporan tersebut akan menjadi acuan pimpinan dalam mengambil keputusan dan kebijakan.
Pemanfaatan media sosial tersebut memberikan kesempatan pemerintah untuk menyampaikan berbagai macam layanan.
Seperti prakiraan cuaca, informasi terkini lalu lintas dari CCTV Pemerintah Kota Bandung, call center 112, dashboard kualitas udara, sesuai dengan tujuan forum G20 dan IEA yang berfokus pada pemanfaatan energi.
Adapun Badan Energi Internasional (IEA, Agence internationale de l'énergie) adalah organisasi antar pemerintah otonom yang berbasis di Paris yang didirikan dalam kerangka Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi.
Mereka menyajikan studi kasus dari 100 Kota di 40 Negara. Studi kasus yang dilakukan yaitu menggambarkan berbagai peluang dan solusi yang dapat membantu otoritas tingkat kota dengan memanfaatkan sistem energi yang efisien dan cerdas.
IEA ini terbentuk oleh forum G20 yang berperan aktif dalam perumusan arsitektur ekonomi global, peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan upaya dalam mengatasi krisis global.
Beberapa negara yang berperan aktif di forum ini adalah Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Jerman, Perancis, India, Indonesia.
Termasuk juga, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.
Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara yang aktif berperan untuk Empowering Cities for a Net Zero Future.
Beberapa kota di Indonesia seperti Bandung, Bali dan Jakarta juga termasuk ke dalam salah satu studi kasus yang mendukung inklusivitas Smart City. (Red/Dis)