Caption : Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Jabar Daud Achmad (foto:Ist)
BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,--Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat
keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 di Jawa Barat (Jabar) terus mengalami
penurunan sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 dan
4 yang ditetapkan pada 20 Agustus lalu.
Berdasarkan data Pikobar (Pusat Informasi dan
Koordinasi COVID-19 Jabar) per Selasa (3/8/2021), BOR rumah sakit rujukan
COVID-19 sebesar 50,35 persen. Sedangkan BOR rumah sakit sebelum diberlakukan
PPKM Level 3 dan 4 pada (20/7/2021) mencapai 77,04 persen.
Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan
COVID-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, penurunan BOR harus disertai dengan
penguatan penerapan protokol kesehatan (prokes) 5M yaitu Memakai Masker,Mencuci tangan pakai sabun di air
mengalir,Menjaga Jarak,Menjauhi kerumunan dan Mengurangi aktifitas.Hal
ini dilakukan agar pandemi COVID-19 dapat kembali mereda.
"Keterisian rumah sakit konsisten
mengalami penurunan sejak PPKM Darurat diberlakukan hingga perpanjangan PPKM
Level 3 dan 4 saat ini. Kabar baik ini harus disertai dengan peningkatan
kedisiplinan masyarakat menerapkan prokes dan terus memperluas jangkauan
vaksinasi agar BOR ini bisa terus turun," kata Daud, Rabu
(4/8/2021).
Dari catatan Satgas COVID-19 Jabar, terdapat
lima wilayah dengan BOR rumah sakit yang masih tinggi pada Selasa (3/8/2021)
yakni Kabupaten Majalengka sebesar 68,7 persen, Kota Depok 63,87 persen, Kota
Tasikmalaya 63,71 persen, Kabupaten Tasikmalaya 62,32 persen, serta Kabupaten
Ciamis 62,07 persen.
Selain itu, berdasarkan data Pikobar, BOR pusat
isolasi di Jabar pada Senin (2/8/2021) terisi sebanyak 24,08 persen.
“Lima Kabupaten/Kota dengan keterisian
terbanyak yaitu Kabupaten Sukabumi 72,5 persen, Kota Cirebon 62,31 persen,
Kabupaten Cianjur 56,21 persen, Kabupaten Karawang 46,52 persen, Kota Bandung
41,48 persen,” tuturnya.
Selain perawatan di rumah sakit, Pemda Provinsi
Jabar juga terus berupaya mendistribusikan paket obat dan vitamin untuk warga
yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
“Hingga 2 Agustus lalu, sudah 13.167 paket obat
dan vitamin sudah didistribusikan dan diterima oleh warga,” pungkasnya.(Rie/Red)