BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,–Pemda Provinsi Jawa Barat meluncurkan Oksigen untuk Masyarakat (Omat) yang merupakan fitur baru Pikobar dalam memenuhi kebutuhan oksigen masyarakat secara online.
Melalui Omat, masyarakat bisa dengan simpel dan cepat mendapatkan oksigen ketika membutuhkan, meminjamkan atau mendonasikan untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Urusan antar – jemput gratis ditanggung Pemda Provinsi Jawa Barat.
Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, Omat penting dihadirkan untuk menghadapi situasi krisis oksigen di masa mendatang.
Memang saat ini tren kasus COVID-19 di Jabar sudah relatif menurun tapi masih ada sekitar 52.000 kasus aktif. Dari kasus aktif itu 4.493 orang di antaranya masih dirawat di rumah sakit, 3.800 isolasi di pusat isolasi desa/kelurahan, 578 tinggal di pussat isolasi provinsi, dan 43.000 sedang isolasi di rumah.
“Posko oksigen masih ada untuk bersiap apabila masyarakat membutuhkan,” ujar Setiawan saat acara Tepas (Temu Pimpinan untuk Aspirasi Masyarakat) dengan tema Oksigen untuk Masyarakat (Omat), di Kota Bandung, Jumat (20/8/2021).
Selain dari masyarakat, sumber oksigen Jabar juga berasal dari donasi berbagai stakeholders. Saat ini sudah terkumpul 388 ton oksigen per hari sehingga stok untuk kebutuhan rumah sakit sudah surplus. Tapi masih banyak yang isoman di rumah sehingga lahirlah fitur Omat.
“Posko oksigen yang dibentuk Jabar yang tercepat di Indonesia, banyak daerah benchmark ke Jabar,” sebut Setiawan.
Atas dukungan para stakeholders, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengapresiasi dengan simbolis memberikan sertifikat kepada donatur yang menyumbangkan oksigen. Mereka yakni BI Jawa Barat, Kadin Jabar, Bursa Efek Indonesia Jabar, Forum BUMD Jabar, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, PT Amerta Indah Otsuka, PT Star Energy, dan PT Siam Cement Group.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan saat ini Jabar sudah surplus oksigen 174 ton per hari karena salah satunya juga kasus sudah turun. Namun kebutuhan oksigen tetap dibutuhkan mengantisipasi situasi darurat. Sehingga Omat merupakan fitur yang bisa memberikan efek jangka panjang.
“Oksigen kita memang tidak disiapkan untuk situasi darurat, dia hanya untuk suplai industri dan rumah sakit. Saat ini masih ada 43 ribu orang yang isoman,” sebutnya.
Gubernur menekankan bupati/wali kota harus tetap menyiagakan satgas COVID-19 di desa/kelurahan. RT/RW harus pro aktif menolong warganya yang terpapar virus. “Tentu kita tidak mau mendengar ada warga Jabar meninggal dunia karena kurang atensi dari pejabat setempat,” katanya.
Berbarengan dengan Omat, Gubernur juga meluncurkan aplikasi Poskibar. Sama- sama masuk dalam aplikasi Pikobar, Omat berbeda dengan Poskibar. Jika Omat merupakan sarana dari dan untuk masyarakat, Poskibar saluran informasi untuk mengetahui stok oksigen di rumah sakit, distributor, dan produsen.(Red)