Caption : Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat memantau pelaksanaan vaksinasi (foto :Dok)
BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,--Pemerintah Daerah
(Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) di bawah kepemimpinan Gubernur Ridwan
Kamil- Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum selalu menekankan pentingnya kolaborasi
dan inovasi dalam setiap proses pembangunan. Di tahun ketiga memimpin Jabar,
Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum mengutamakan kolaborasi dan inovasi dalam
penanganan pandemi COVID-19.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan,
kolaborasi dan inovasi menjadi faktor penting dalam mempercepat penanganan
pandemi, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Jika semua pihak terlibat,
pencegahan penularan COVID-19 dan pemulihan ekonomi dapat berjalan
optimal.
Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil menuturkan,
penurunan Bed Occupancy Rate (BOR) tidak lepas dari upaya semua pihak, mulai
dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, rumah sakit, TNI, Polri,
sampai masyarakat, dalam memperkuat fasyankes, terutama saat Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar
per 2 September 2021, BOR rumah sakit rujukan COVID-19 di Jabar sebesar 15,38
persen. Sedangkan BOR rumah sakit dua bulan sebelumnya atau pada 2 Juli 2021
mencapai 90,91 persen.
"Ini ikhtiar semua pihak. Saya ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terus berjuang menurunkan BOR dan kasus
COVID-19. Terima kasih juga kepada masyarakat yang terus disiplin menerapkan
protokol kesehatan (prokes) dalam beraktivitas," kata Kang Emil di
Bandung,Selasa (7/9/2021).
Kolaborasi pun menjadi faktor penting Provinsi
Jabar dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Selain menghadirkan Poskibar untuk
menghitung kebutuhan oksigen, mencari sumber oksigen, dan mengelola penyaluran
bantuan kebutuhan oksigen di Jabar, Pemda Provinsi Jabar berkunjung ke
produsen-produsen oksigen di luar Pulau Jawa.
Kang Emil mengatakan, untuk mengejar kekebalan
komunal atau herd immunity pada akhir 2021, Provinsi Jabar terus berkolaborasi
dengan banyak pihak. Mulai dari TNI, Polri, Wantannas, perguruan tinggi,
komunitas, swasta, dunia usaha, sampai masyarakat.
"Kesanggupan infrastruktur kesehatan kita
hanya 60 persen, maka 40 persennya saya memohon pada semua pihak untuk turun
tangan bela negara membantu vaksinasi, tempatnya pun boleh di mana saja,"
ucap Kang Emil.
Total hingga Desember 2021 Jabar membutuhkan setidaknya
75 juta dosis vaksin karena penyuntikan dilakukan dua kali. Bila dihitung per
bulan, maka Jabar harus mempersiapkan 15 juta dosis vaksin yang harus disuplai
pemerintah pusat.
Berdasarkan data pen-proud-udata.id per 3
September 2021, masyarakat di Jabar yang telah mendapat vaksinasi COVID-19
dosis pertama sebanyak 10.208.833 orang. Adapun untuk dosis kedua sebanyak
5.356.880 orang.
Total distribusi vaksin COVID-19 dari
pemerintah pusat ke Jabar per 3 September 2021 sebanyak 19.215.412 dosis.
Sedangkan realisasi sudah mencapai 15.421.279 dosis atau 80,25 persen dari
total distribusi.
Meski penanganan pandemi COVID-19 relatif mulai
membaik dan vaksinasi COVID-19 intens dipercepat, Kang Emil tidak bosan-bosan
mengimbau masyarakat Jabar untuk tetap menerapkan prokes dalam setiap
aktivitasnya.
"Saya tidak akan bosan-bosan meminta
masyarakat untuk disiplin 5M yaitu
Memakai Masker,Mencuci tangan pakai sabun di air mengalir,Menjaga Jarak
,Menjauhi kerumunan dan Mengurangi aktivitasdan jangan euforia. Ingat,
COVID-19 masih ada dan kita harus selalu waspada,"pungkasnya. (Ferry Ardiansyah)