BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,-Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung akan menggelar LITERATALKS 3.0: Surviving Pandemic Covid-19 with Media Literacy, Sabtu, 11 September 2021 Pukul 09.00-11.00 WIB melalui zoom dan Live Instagram.
Dalam acara ini turut hadir Johnny Gerard Plate (Menteri Komunikasi dan Informatika), Oded M. Danial (Wali Kota Bandung) dan Tedy Rusmawan (Ketua DPRD Kota Bandung).
Pada kegiatan Literatalks 3.0 ini juga akan turut menghadirkan para narasumber lainnya seperti Ahyani Raksanagara (Dinas Kesehatan Kota Bandung), Zen Rachmat Sugito (Pemimpin Redaksi Narasi Newsroom) dan Indahkus (Dokter, Content Creator, Musisi).
Kepala Diskominfo Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana menyampaikan, Literatalks 3.0: Surviving Pandemic Covid-19 with Media Literacy akan mengupas peran Generasi Z dan komunikasi dan informatika Indonesia dalam memberantas Hoaks Covid-19 dan vaksinasi.
Tujuannya, meningkatkan kesadaran dan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahayanya hoaks Covid-19 dan vaksin.
"Termasuk juga membangun rasa kebersamaan dan kesatuan antara masyarakat untuk mencegah penyebaran berita hoaks Covid-19 dan Vaksin," terangnya, Jumat 10 September 2021.
Perlu diketahui, berdasarkan hasil penelitian Katadata Insight Center mengungkapkan, sebanyak 59 persen orang menggunakan internet untuk mencari informasi atau berita dan sebanyak 76 persen mendapatkan informasi melalui sosial media.
"Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh masyarakat Indonesia sehari–hari mereka dan mencari informasi melalui sosial media," paparnya.
Selama pandemi berlangsung, sambung Yayan banyak sekali informasi mengenai Covid–19 yang tersebar di seluruh media sosial atau media digital.
"Namun, seperti yang kita ketahui bersama bahwa di era yang serba digital ini, informasi atau pesan yang tersebar di dunia digital tidak bisa kita kendalikan," katanya.
"Hal ini terbukti bahwa 46,3 persen informasi yang mengandung hoaks adalah kesehatan dan sebanyak 35,7 persen masyarakat Indonesia terpapar hoaks tentang Covid–19," sambungnya.
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian yang sama 68,4 persen orang mengaku, alasan menyebarkan hoaks adalah karena meneruskan berita yang tersebar tanpa berpikir atau mengetahui itu hoaks atau tidak.
Ini menandakan, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak peduli risiko bahaya hoaks Covid-19 dan Vaksin.
Permasalahan ini, terang Yayan, dapat diatasi dengan literasi media. Literasi ini sangat penting karena teknologi dan sosial media sudah bagian dari aktivitas sehari-hari masyarakat.
"Salah satu strategi efektif yang dapat dilakukan adalah mengedukasi agar masyarakat dapat saling bahu membahu dalam mengingatkan hoaks tentang Covid-19 dan vaksin. Mengingat banyak sekali masyarakat yang terdampak dan menjadi korban hoaks Covid-19 dan vaksin," tuturnya.(Rie/Red)