KARAWANG.LENTERAJABAR.COM, -- Bank bjb dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar panen raya Petani Milenial komoditas padi di Desa Gembongan, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Senin, 15 November 2021.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Pemimpin Divisi UMKM bank bjb Denny Mulyadi, Pimpinan Cabang bjb Karawang Arfandy, Kabiro Perekonomian Setda Provinsi Jabar Benny Bachtiar, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Dadan Hidayat dan Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh, serta para petani setempat.
Panen raya ini memberikan bukti nyata bahawa petani muda sanggup menjaga ketahanan pangan dengan memanfaatkan teknologi di masa pandemi. Kegiatan ini juga merupakan sarana dalam memberikan edukasi tentang produk dan jasa keuangan lainnya serta memfasilitasi intermediasi antara petani dan offtaker dengan memanfaatkan industri jasa keuangan.
Petani Milenial merupakan program unggulan Provinsi Jawa Barat yang bertujuan untuk mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian Jabar yang memiliki inovasi, gagasan, dan kreativitas.
Melalui program ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah keterbatasan tenaga kerja sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan.
Di tempat terpisah, Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Widi Hartoto, mengatakan bank bjb menjadi bank utama yang memberikan dukungan dalam bentuk akses permodalan. Dukungan tersebut disalurkan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Di program Petani Milenial, ada dua dukungan yang kami berikan. Pertama pada offtaker secara langsung, juga kepada para petani untuk pembiayaan KUR yang tingkat bunganya sangat ringan," jelas Widi.
KUR yang ditawarkan bank bjb dalam program Petani Milenial memiliki keunggulan bunga sangat ringan, yakni 6%. Adapun Total alokasi dana yang dikucurkan untuk program Petani Milenial tahun ini mencapai Rp1,1 Triliun.
Sementara komoditas padi yang diunggulkan merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat, namun demikian Jabar sendiri masiih mengandalkan pasokan dari daerah lain.
Maka dari itu melalui program Petani Melenial diharapkan Jabar dapat mencapai swasembada beras dengan adanya penambahan jumlah petani dan luas garapan sawah dengan memodernasi usaha pertanian sawah.
Penambahan jumlah petani serta luas garapan tidak lepas dari peran perbankan khususnya bank bjb yang memberikan pembiayaan bagi petani melalui skema kemitraan. Business Matching komoditas pertanian sawah mempertemukan petani muda dengan offtaker yang memanfaatkan jasa industri keuangan.
Dalam modernisasi pemanfaatan teknologi terdapat dua cara yang dilakukan oleh petani setempat.
Pertama, pemanfaatan mesin combine untuk panen padi.
Kedua, penyiraman cairan pestisida untuk pengendalian Organisme Penganggu Tanaman (OPT) atau hama dengan menggunakan drone. Manfaat dari penggunaan drone ini dapat menghemat waktu penyiraman yang sebelumnya per-10 Ha memakan waktu dua hari menjadi 2-3 jam per-10 Ha sawah.
Salah satu Petani Milenial komoditas padi yang sukses ini adalah Aneul Yaqin. Pemuda kelahiran 30 Juli 1993 ini merintis usaha pertanian sawah pada 2017 di daerah Banyusari, Kabupaten Karawang. Yaqin merupakan lulusan UGM dan menjadi pendiri Gapoktan Tani Silih Asuh 1.
Luas sawah yang ia kelola saat ini adalah 65 Ha dengan total pekerja terdiri dari 60 orang petani binaan, 12 petani, dan 30 orang pekerja di penggilingan padi.
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan gerakan Petani Milenial Jabar disiapkan untuk bisa meregenerasi petani di tengah masa krisis akibat berkurangnya jumlah petani usia muda.
"Pemprov Jabar akan terus mengembangkan petani milenial untuk menjawab permasalahan di bidang pertanian, khususnya regenerasi petani," tukasnya. *