BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,- Dilansir dari World Wild Fund for Nature (WWF), kerusakan hutan menjadi 10% penyebab adanya perubahan iklim. Akibatnya, berbagai bencana seperti banjir, gelombang panas, hingga tingkat penyebaran penyakit pun tak dapat dihindarkan.
Ini menjadi perhatian
Sinergi Foundation saat menginisiasi program Green Kurban. Guna mengatasi
perubahan iklim dan melindungi keanekaragaman hayati yang disebabkan oleh
deforestasi, Green Kurban telah menanam kurang lebih 27 ribu pohon sejak 2013.
"Pohon dan hutan
adalah rumah bagi tiga perempat aneka hayati, sekaligus kunci penanggulangan krisis
iklim di bumi. Kami meyakini, menanam pohon adalah solusi permasalahan global
ini, sehingga lahirlah program Green Kurban, di mana dari 1 hewan kurban, turut
ditanam 1 pohon," tutur Asep Irawan selaku CEO Sinergi Foundation
Asep menuturkan,
pemilihan pohonnya pun tak bisa sembarangan. Jika menanam pohon yang salah di
lahan yang salah, justru akan memperburuk kerusakan. Sebab itu, selama beberapa
tahun ke belakang, Green Kurban menanam pohon bambu dan cemara.
"Kami menanam
6.887 bambu di bantaran sungai Cimanuk dan Citarum, yang memang rawan banjir
bandang," kata Asep. Bambu sendiri merupakan pohon yang dapat memitigasi
perubahan iklim, mengurangi penggunaan bahan bahan bakar fosil, dan melindungi
hutan.
Selain itu, sejak tahun
lalu, Green Kurban pun menanam 600 pohon cemara di pesisir pantai Banyuwangi.
"Fungsi cemara sangat krusial bagi alam. Dia menjadi 'wind barrier' di
kawasan pantai yang rentan terhadap angin kencang dan tsunami. Selain itu, bisa
menjadi tempat berkembangnya satwa yang peka dengan tanda bencana alam,"
kata Asep.
Ia mengharapkan, ada
lebih banyak lagi masyarakat yang turut serta dalam gerakan menanam pohon
bersama Green Kurban. "Selain mendapat kebaikan ibadah kurban, para
pekurban juga telah berkontribusi nyata menolong bumi dari deforestasi,"
tandasnya. **