BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,- Indonesia sebagai
negara yang terletak di garis khatulistiwa tak hanya menjadi tempat tinggal
yang nyaman bagi manusia serta beragam jenis flora dan fauna. Namun negara
dengan titik strategis ini juga memiliki iklim yang cocok untuk berkembangnya
virus.
Dan dalam hal ini
anak-anak lebih rentan tertular virus dibandingkan orang dewasa. Anak-anak,
terutama usia balita memang lebih rentan terkena penyakit. Penyebabnya karena
sistem imun yang masih berkembang dan belum sempurna.
Maka dalam ikhtiar
menjaga kesehatan anak, Sinergi Foundation melalui Rumah Bersalin Cuma-Cuma
(RBC) berkolaborasi bersama Komunitas Ibu Profesional Bandung menggelar webinar
kesehatan berupa Bincang Sehat Anak pada Ahad (5/6/2022).
Mengusung tema “Tetap
Sehat di Tengah Wabah Penyakit, Cerdas Lindungi Anak dari Penyakit”, webinar ini
mengundang dr. Tito Gunantara, Sp.A (K)., M.Kes (Dokter Spesialis Anak &
Konsultan Hemato Onkologi).
Penyakit menular
seperti yang sudah kita ketahui adalah penyakit yang menular dari satu orang ke
orang lain. Pada pemaparan dr. Tito, penularan ini terjadi bila ada kontak
antara orang sakit dengan orang lain, baik secara langsung maupun melalui
perantara. Sifat dari penyakit menular, lanjut dr. Tito, biasanya bersifat akut
dan berdurasi pendek.
Ada berbagai penyakit
dengan kategori menular, jelas dr. Tito. Diantaranya influenza, demam berdarah,
diare, tuberkulosis (TB/TBC), cacar, malaria, muntaber, campak, polio, kolera,
pes, tifus, demam kuning, flu Spanyol/Singapura, cacar monyet, hepatitis (A, B,
C, D, E dan hepatitis misterius), hingga HFMD (hand, foot, and mouth disease).
“Masing-masing penyakit
menular ini tak bisa dianggap remeh karena dapat beresiko tinggi. Misalnya
seperti influenza. Penyakit dengan gejala demam, menggigil, batuk, pilek, sakit
kepala dan nyeri otot ini, pada kasus tertentu ternyata ada pula yang bisa
sampai menginfeksi otak,” ucap dr. Tito.
Maka untuk pencegahan,
imbuhnya, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), membiasakan anak
cuci tangan dan kaki, memastikan kebersihan makanan, mengurangi makanan yang
banyak pengawet, anak diajak untuk aktif dalam kegiatan positif, membatasi
penggunaan gadget pada anak, menjaga lingkungan agar bersih dan nyaman, dan
bersih dari asap rokok.
Menurut dr. Tito, asap
rokok tidak hanya berbahaya bagi perokok aktif tapi juga pada perokok pasif,
terutama pada orang yang sudah lanjut usia dan anak-anak. Karena asap rokok
bisa melemahkan imun, sehingga rentan pada penularan virus.
“Solusinya harus berhenti merokok. Karena anak-anak akan mudah sakit jika menghirup asap rokok. Kalaupun mau merokok, usahakan berada jauh dari rumah. Minimal 40 meter dari rumah. Dan saat masuk ke rumah harus dalam kondisi sudah bersih dari asap rokok. Berarti harus mandi di luar.”
dr. Tito menegaskan,
“Meski sakit adalah qadarullah, tapi kalau tidak diiringi dengan ikhtiar, maka
terlalu mahal jika menunggu ada yang sakit dulu baru kemudian berhenti merokok.
Biaya penanganannya sangat mahal. Apalagi itu penyakit-penyakit yang berat
seperti kanker sampai leukimia. Jadi berhentilah merokok sebelum ada yang jatuh
sakit,”
Untuk mencegah
penularan virus, kembali dr. Tito mengingatkan untuk memaksimalkan ikhtiar
dalam menjaga kesehatan. Mulai dari memperhatikan protokol kesehatan,
menggunakan masker di tempat umum, mencuci tangan, memakai hand sanitizer,
memperhatikan gizi yang dikonsumsi, melakukan olahraga minimal seminggu 3 kali
sesuai kemampuan masing-masing, dan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan
nyaman.
“Mudah-mudahan dengan
ikhtiar ini Allah menjadikan ikhtiar kita untuk tetap sehat. Semoga Allah
memberikan kita kesehatan,” tukas dr. Tito mengakhiri webinar.
Sinergi Foundation
melalui program Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC) berikhtiar menghadirkan layanan
kesehatan GRATIS untuk ibu dan anak dhuafa. Meski cuma-cuma, namun layanan yang
diberikan terjaga kualitasnya.
Di RBC ibu hamil dan
anak tak hanya menerima pemeriksaan kesehatan, tapi juga dapat mengakses
layanan lainnya. Mulai dari USG kandungan, edukasi seputar kehamilan,
persalinan hingga pemberdayaan melalui pelatihan tata boga. Dan seluruh
fasilitas ini didukung dari zakat yang didonasikan ke Sinergi Foundation. (Red/**)