Caption : Ketua Umum Partai Agus Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
JAKARTA.LENTERAJABAR.COM,- Jelang Pemilu 2024, popularitas dan elektabilitas Ketua Umum Partai Agus Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) makin moncer. Teranyar, dalam survei yang dilakukan salah satu media online, putra Presiden Indonesia keenam mengungguli delapan kandidat lainnya.
Atas hal tersebut, Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Iwan Ismi mengapresiasi hasil ini. Dia mengungkapkan bahwa pihaknya terus memantau semua hasil survei pendapat publik terkait Partai Demokrat dan Ketum AHY
“Hasilnya memang berbeda-beda, tergantung metodologi, waktu pelaksanaan, kredibilitas maupun integritas lembaga penyelenggaranya. Karena itu, kami selalu memetakan pola dan trennya. Apapun hasilnya, kami anggap sebagai bagian dari aspirasi sekaligus persepsi publik terhadap kami,” tutur Iwan dalam keterangan tertulis , Senin (27/6/2022).
Menurut Iwan, tren dukungan yang terus naik terhadap AHY tidak lepas dari kegiatan kerakyatan yang dilakukan Ketum Partai Demokrat terutama sejak Maret lalu, lalu dilanjutkan dengan berkeliling pulau Jawa.
“Insya Allah Ketua Umum akan terus terus bersafari keliling nusantara, mendengar langsung keluhan masyarakat,” kata Iwan.
Diketahui, AHY meraih dukungan 15.605 suara atau 19,01 persen, dari total 82.093 voters, sementara posisi kedua diraih Ketua KPK Firli Bahuri dengan 13.833 dukungan (16,85 persen), disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 13.708 dukungan (16,7 persen), lalu Ketum Golkar Airlangga Hartarto dengan 9.466 dukungan (11,53 persen), Ketua DPR RI Puan Maharani dengan 8.939 dukungan (10,89 persen).
Posisi akhir ditempati Menteri BUMN Erick Thohir dengan 1.090 dukungan atau 1,33 persen. Ini lebih sedikit dibanding kategori ‘Tokoh Lain’ yang mendapat 2.440 dukungan atau 2,97 persen. Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto berada pada posisi kedelapan dengan 4.766 dukungan atau 5,81 persen.
Survei ini dilaksanakan RM Online selama dua minggu sejak Senin (13/6) sampai Senin (27/6). Survei tidak menggunakan metodologi sampling seperti yang biasa digunakan lembaga survei konvensional, tapi dukungan yang masuk disaring untuk memastikan tidak ada suara yang digunakan berulangkali