BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,- Ketua DPRD Kota Bandung H. Tedy Rusmawan, A.T., M.M., memenuhi undangan Panti Asuhan Al Hilal sebagai pembicara terkait gaya pengasuhan (parenting) dengan tema “Pola Asuh Anak di Zaman Digitalisasi,” di Gg. Buah No. 159/95, RT 02 RW 04, Kelurahan Pelindung Hewan, Bandung, Jumat (14/10/2022).
Mengawali isu gaya pengasuhan ini, Tedy mengingatkan serangkaian permasalahan yang dihadapi antara orang tua dengan anak. Kondisi saat ini begitu berbeda dengan generasi yang saat ini sudah memerankan diri sebagai orang tua.
“Sangat berbeda dengan masa lalu. Hari ini anak-anak sudah bawa gadget ke mana-mana. Anak-anak ini lebih cerdas dibandingkan generasi masa lalu, karena begitu mudah mendapatkan informasi dari internet. Dalam konteks keilmuan bisa lebih cerdas dari kita, atau mungkin dari para guru di sekolahnya,” tutur Tedy.
Meski begitu, ia mengungkap bahwa anak muda kini merupakan generasi instan dan serba cepat. Bahkan beberapa situasi mereka didorong rasa ingin sebagal diburu-buru.
“Maka, tentu dalam mendidik anak-anak ini kita harus serius dan sangat peduli. Kita berharap anak-anak kita saleh dan salehah,” ujarnya.
Tedy menambahkan, investasi terbaik bagi keluarga bukan melulu soal ekonomi. Yang peling utama adalah investasi pendidikan bagi anak-anak pengisi masa depan. Ia melanjutkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar bisa sesuai dengan era kekinian.
“Mendidik anak itu kuncinya di diri kita. Boleh jadi dari seribu keluarga, ada satu kasus orang tuanya tidak saleh tetapi anaknya saleh. Ada juga orang tua saleh tetapi anaknya sebaliknya. Tetapi umumnya orang tua saleh anaknya juga saleh. Jadi rumusnya kita harus jadi saleh sejak diri sebelum berharap sama pada anak. Kita harus dekat dengan Allah SWT. Insyaallah semua urusan akan dimudahkan,” katanya.
Prinsip lain dalam mengasuh dan mendidik anak yakni soal keteladanan. Ketika orang tua ingin anak-anak rajin salat, maka orang tua bisa mulai menunjukkan keteladanan dengan salat tepat waktu.
Jika orang tua ingin anak-anaknya rajin mengaji dan menghadiri kajian, maka perlu ditunjukkan dengan konsistensi orang tua aktif di majelis taklim atau pengajian.
“Harus banyak belajar. Rajin ikut majelis taklim. Rezeki itu tidak hanya uang. Ilmu juga rezeki, dengan bersilaturahim. Sesuatu yang boleh jadi mahal. Di parenting ada istilah hutang dan luka pengasuhan. Hutang itu orang tuanya yang sibuk, anak luput pengasuhan. Ada juga orang tua di situ seperti patung, tidak memberi ilmu, manfaat. Jadinya anak lebih asyik dengan gadget-nya,” tuturnya.
Dengan perhatian dan mengalirkan ilmu sedikit demi sedikit pada anak, orang tua menunjukkan keseriusannya untuk meraih impian anak yang berlaku baik. Untuk menggapai keinginan itu, kata Tedy, diperlukan kerja sama antara suami dengan istri, sama-sama mengasuh dan membesarkan anak.
“Bagaimana suami istri harus sefrekuensi. Kita harus berupaya seserius mungkin mendidikan dan mendoakan anak-anak kita,” ujarnya.*