Caption : Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Partai Gerindra Ihsanudin |
BANDUNG.LENTERAJABAR.COM, – Ini sudah diskursus lama, telah sering didiskusikan dan dibicarakan panjang lebar dari pemilu ke pemilu. Proporsional tertutup ini menciptakan oligarki elit parpol.
Ada istilah ABS, asal bapak senang, asal bos senang. Istilah ini kontekstual dengan asal elit parpol, artinya oligarki senang.
Menurut Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Partai Gerindra Ihsanudin, perputaran kapital hanya di level elit, caleg (calon anggota legislatif) tidak peduli rakyat lagi.
“Tidak akan mau menyapa rakyat, tak akan mau kotor-kotoran dan capek-capek mengambil hati rakyat. Tidak akan mau turun bantu rakyat. Sebab dekat sama elit parpol bisa dipastikan urusan selesai,” kata Ihsanudin dalam keterangan yang diterima, Ahad (1/1/2023).
Menurut legislator partai berlambang burung garuda ini sementara proporsional terbuka, kapital dipastikan berputar di grassroots, penentu dan pemegang kedaulatan sesungguhnya.
Caleg harus rajin bersosialisasi, turun untuk memperkenalkan diri, membantu rakyat dan ikhtiar mengambil hati dengan berbagai cara. Jadi caleg tidak cuma bermodalkan kaya raya, dekat sama elit parpol.
Caleg harus rajin bersosialisasi, turun untuk memperkenalkan diri, membantu rakyat dan ikhtiar mengambil hati dengan berbagai cara. Jadi caleg tidak cuma bermodalkan kaya raya, dekat sama elit parpol.
“Tapi harus bekerja keras merebut simpati dukungan rakyat. Ongkos sosialisasi saat kampanye dan meminta dukungan memang mahal, tapi uang itu berputar di masyarakat,” ungkapnya.
“Artinya kekuasaan penuh dipegang oleh elit partai. Inilah demokrasi yang dulu kita sebut dikuasai oleh oligarki,” pungkas wakil rakyat daerah pemilihan Jabar IX meliputi Kabupaten Purwakarta dan Karawang ini . (Rie/Red )