Ket Foto Wakil Ketua DPRD Kota Bandung H. Achmad Nugraha, D.H., S.H., menghadiri acara pembagian ijazah kesetaraan SD, SMP, SMA, oleh Karang Taruna Kota Bandung, di Hotel Harris, Bandung, Rabu (12/7/2023).Handoko/Humpro DPRD Kota Bandung.
Achmad menjelaskan, kepedulian yang dilakukan oleh Karang Taruna Kota Bandung terhadap persoalan sosial ini cukup tinggi. “Selama kepemimpinan Kang Andri ini saya lihat beberapa hal yang kemudian kreatifitas Karang Taruna yang dibangun memberikan kontribusi bagi Pemkot Bandung maupun masyarakat Kota Bandung. Salah satunya ini, cara bagaimana Karang Taruna mengaplikasikan kepedulian terhadap sesama. Di sini anak putus sekolah akhirnya mau dan menuntaskan PKBM Paket A, Paket B, Paket C,” katanya.
Achmad melihat kerja keras dan tekad warga, tanpa melihat usianya, untuk meraih pendidikan dan mendapatkan ijazah. Meski pada akhirnya ijazah pendidikan ini ditempuh demi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, warga ini telah membuktikan kesungguhannya belajar dengan bukti lulus ujian.
“Contohnya yang lulus Paket A. Mungkin dia ingin melanjutkan ke tingkat sarjana. Di Bandung ada universitas yang membebaskan biaya bagi warga kurang mampu. DPRD Kota Bandung siap membantu,” ujarnya.
Lebih lanjut Achmad menjelaskan, Karang Taruna punya kontribusi untuk membantu pemerintah yang kesulitan mendeteksi persoalan masyarakat sampai tingkat kelurahan. Di tengah keyakinan Achmad bahwa masih banyak anak yang putus sekolah, Karang Taruna yang memiliki struktur hingga ke tingkat RW bisa menyiapkan bantuan relawan.
Program penanganan putus sekolah ini, kata Achmad, juga muncul berkat azas gotong royong, saling peduli, dan saling bantu dari Karang Taruna.
“Di sinilah eksistensi Karang Taruna, bagaimana siswa yang putus sekolah bisa menyelesaikan pendidikannya. Penting bagi dinas terkait dan pemerintah, jangan membiarkan perjuangan Karang Taruna yang kontribusinya bisa dirasakan sampai tingkat RW. Saya kira ini patut diperhatikan oleh Pemerintah Kota Bandung. Bagaimana gerak langkah Karang Taruna Kota Bandung ini agar anak-anak Kota Bandung tidak ada yang tidak sekolah karena persoalan biaya,” ujarnya.
Tahun ini, Karang Taruna Kota Bandung telah mengantar 72 warga untuk meraih pencapaiannya sebagai wisudawan kelas Paket B dan Paket C. Total telah ada 300 lebih warga yang lulus pendidikan kesetaraan yang dibantu Karang Taruna Kota Bandung dalam kurun lima tahun terakhir.
“Yang paling mengharukan buat saya ada seorang bapak yang umurnya 54 tahun, hanya lulus SD, hari ini diwisuda Paket B. jadi sudah lulus SMP. Anak-anaknya ada yang sarjana dan ada yang SMA. Ini membanggakan. Ini menjadi contoh bahwa menuntut ilmu itu harus sepanjang hayat,” kata Ketua Karang Taruna Kota Bandung Andri Gunawan.
Ia menambahkan, program ini adalah bagian dari misi Karang Taruna Kota Bandung untuk membantu pemerintah daerah dalam rangka menuntaskan program wajib belajar.
Selain didera persoalan ekonomi, anak putus sekolah juga perlu pendekatan persuasif. Karang Taruna perlu membujuk anak-anak yang kerap bersinggungan dengan masalah kenakalan remaja untuk mau kembali bersekolah. Oleh karena itu, peran Karang Taruna yang tersebar dan paling dekat dengan publik hingga di tingkat RW bisa merangkul warga sekitar yang putus sekolah.
“Jadi pendekatannya harus persuasif. Kita mau menyaksikan ke depan Kota Bandung tidak ada lagi warga yang tidak selesai sekolahnya. Kalau dibujuk, disemangati, mau kok anak-anak ini,” ujarnya.
Andri menambahkan, program penanganan putus sekolah bisa ditambah bila ada dukungan dari pemerintah.
“Saat ini, PKBM milik pemerintah kota hanya ada satu di Kota Bandung, di Pasar Caringin. Saya berharap didesentralisasi, bisa satu kecamatan satu PKBM. Saya harap anggarannya ditambah. Kami sendiri tidak punya anggaran. Karang Taruna Kota Bandung ini gotong royong, udunan. Buat pelaksanaannya, PKBM, semua udunan Karang Taruna,” katanya.
Program Karang Taruna dalam sektor pendidikan ini juga terkait dengan upaya mencegah PMKS sejak dini. “Kalau pendidikan sudah terjamin, maka PMKS bisa tertangani. Anak-anak ini merupakan generasi Kota Bandung yang masih menyimpan harapan untuk menyambut masa depan yang lebih baik. Kita harus berani berinvestasi kepada pendidikan dan masa depan manusia,” tuturnya.*