Notification

×

Iklan

Iklan

ATA Gelar Conference di Bandung Bahas Isu Penting Keberlanjutan Industri dan Pemberdayaan Petani Teh

Kamis, 24 Agustus 2023 | 06:15 WIB Last Updated 2023-08-24T09:43:03Z


BANDUNG.LENTERAJABAR.COM
,- Indonesia menjadi tuan rumah dalam acara tahunan Aliansi Teh Asia (ATA) Asia Small Tea Growers 2023, diselenggarakan di Savoy Homann Hotel  Jl. Asia Afrika Bandung Rabu (23/8/2023). 


Aliansi Teh Asia (ATA), koalisi organisasi teh terbaik dari negara negara penghasil teh utama di Asia menyatakan Lima Point Rencana Aksi yang komprehensif di dalam Rapat Tahunan yang ketiga di Bandung. Rencana yang visioner ini bertujuan untuk memperkuat produksi dan perdagangan teh yang efisien secara ekonomi, berkelanjutan secara lingkungan serta meningkatkan kondisi kerja.


Pertemuan ini dibuka oleh Dr Musdhalifah Machmud, Deputi Menteri, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia.  


Rencana aksi ini disusun untuk mengatasi beragam tantangan yang dialami oleh produsen teh lintas negara di Asia. Rencana ini memahami peranan vital teh bagi pembangunan perdesaan, dan sebagai sumber penghidupan bagi jutaan orang. Diketahui industri teh saat ini sedang berjuang untuk melawan sambil mengatasi, meningkatnya dampak perubahan iklim, harga yang stagnan, biaya tenaga kerja dan input yang tinggi, pasokan berlebih, tingginya biaya transaksi, dan tantangan terkait harga yang adil.  Semua komponen ini, amat mempengaruhi sektor teh, khususnya sosial, ekonomi dan lingkungan.


Inilah kolaborasi produsen teh Asia melalui Lima Point Rencana Aksi akan mengatasi hal utama:  


1.Mempromosikan Konsumsi Berkelanjutan : Untuk meningkatkan konsumsi global teh hijau dan teh hitam, antara Iain melalui kegiatan bersama dan edukasi konsumen.


2.Kesatuan Kebijakan dan Hukum : Berkolaborasi dengan pemerintah dan otoritas yang berwenang untuk membuat lingkungan kebijakan dan hukum yang mendukung (favourable), menyatukan tujuan bisnis industri teh dengan tujuan kebijakan publik.


3.Produksi dan Reduksi Karbon: Mengembangkan pendekatan terkoordinasi bagi produsen teh Asia untuk menemukan beragam teknologi produksi dan reduksi karbon, memastikan harga adil bagi skema karbon, baik inserting maupun offsetting.


4. Kolaborasi llmiah: Menginisiasi kemitraan ilmiah pada level Asia untuk mempercepat perbaikan genetik teh, yang akan mendukung pengembangan beragam varietas yang resilien untuk mengatasi perubahan iklim.


5.Dukungan Komprehensif: Menyediakan asistensi bagi anggota dan non anggota terkait kualitas, teknis, keuangan, pasar dan isu bisnis Iainnya di negara negara penghasil teh, dan jika sesuai, pada level global.




Dalam kegiatan ini, Ketua Aliansi Teh Asia, Mrs Nayantara Pal Chaudhary, menyatakan: 


‘Sementara permintaan konsumen akan teh yang diproduksi secara etis meningkat, keberlanjutan ekonomi bagi produsen teh seringkali diabaikan. Produsen dibebani oleh beragam upaya terkait kelestarian Iingkungan atau envlronmental stewardship, peningkatan produktivitas, keterlusuran dan tanggung jawab sosial, beragam tugas yang mensyaratkan Iebih banyak tenaga kerja, kapital dan pelaporan".


Pada saat yang bersamaan Mr Rachmad Gunadi, Ketua Dewan Teh Indonesia menyatakan:


"Aliansi ini mempercepat inovasi dan pertumbuhan ekonomi, mempromosikan praktik praktik berkelanjutan yang selaras dengan standar internasional, serta menentukan arah bagi industri teh yang Iebih resilien, setara dan sejahtera juga bermanfaat bagi semua pihak.”


Solidaridad, organisasi masyarakat sipil global dan convener ATA yang netral, bertujuan untuk membuat perubahan transformatif bagi komunitas teh. Shatadru Chattopadhayay, Direktur Pengelola Solidatidad, menekankan adanya potensi untuk meningkatkan pendapatan tambahan melalui kredit karbon:


'Rantai pasok yang positif karbon merupakan narasi keberlanjutan yang baru. Serta harga yang adil bagi layanan ekosistem, yang disediakan oleh petani teh kecil sehingga dapat terus berkelanjutan.”


Delegasi ATA yang mewakili negara China, India, Indonesia, Nepal, Bangladesh, dan Sri Lanka, juga sempat mengunjungi produsen teh Indonesia yang tergabung dalam Paguyuban Tani Lestari.(red/ril)


 

×
Berita Terbaru Update