Dari informasi yang didapat, kata Tedy, dari awal tahun sampai dengan Juni 2023 tercatat ada total kasus 1.205. Meski relatif terhitung rendah jika dibandingkan kasus 2022 yang mencapai 5 ribu kasus, ia tetap berharap adanya kewaspadaan untuk menghindari bertambahnya kasus DBD.
“Hari ini di RSUD Bandung Kiwari, kurang lebih ada tujuh warga yang terkena DBD. Tentunya ini buat Dinas Kesehatan harus melakukan upaya-upaya terutama terkait edukasi terhadap masyarakat, mengaktifasi Jumantik (Juru Pemantau Jentik), kemudian puskesmas terus melakukan informasi, sosialisasi khususnya posyandu karena mereka yang terdepan terkait penyuluhan kesehatan kepada warga,” tuturnya.
Perhatian Tedy juga tertuju bagi warga di kawasan padat penduduk yang diharapkan bisa menerapkan sejumlah tahapan untuk mencegah DBD. Konsep kampanye 3M yakni Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air, dan Mengubur barang-barang berpotensi menampung air harus terus diupayakan.
“Mungkin saat ini kampanye 3M sudah mulai kurang terdengar lagi di tengah masyarakat. Saya berharap warga untuk selalu waspada dan Dinkes Kota Bandung diharapkan terus bersiap untuk mencegah penyebaran DBD ini dan bersama petugas puskesmas terus mengedukasi warga,” katanya.
Selain melakukan sosialisasi pencegahan, Dinas Kesehatan Kota Bandung juga bersiap menjalankan metode Wolbachia. Kepada Tedy, Dinkes mengungkapkan bahwa Kota Bandung terpilih oleh Kementerian Kesehatan untuk menerapkan metode ini bersama 4 kota lain di Indonesia.
Metode Wolbachia adalah penyebaran nyamuk yang telah membawa bakteri alami Wolbachia di dalam tubuhnya. Pengembangbiakkan telur nyamuk yang terkandung Wolbachia ini tanpa rekayasa genetika dan akan menjadi vaksin dan menghambat replikasi virus dengue di tubuh nyamuk yang terpapar aedes aegypti penyebar DBD.
Penyebaran nyamuk dengan Wolbachia dilakukan menggunakan ember berisi telur nyamuk Wolbachia untuk memancing proses kawin dengan nyamuk aedes aegypti. Metode Wolbachia bisa mengurangi penerapan fogging untuk mengendalikan sebaran nyamuk aedes aegypti.
Pada 2014, pelepasan nyamuk dengan Wolbachia di dua dusun di Sleman dan Bantul, Yogyakarta, berhasil menurunkan angka kejadian DBD hingga 77 persen. Dari dua sampel wilayah itu pula, jumlah pasien DBD menurun hingga 86 persen dalam kurun 2016-2020.
Metode ini dianggap berhasil di Brasil, Australia, Vietnam, dan negara lainnya. Di Bandung, metode ini sudah disosialisasikan sejak 2022.*