Notification

×

Iklan

Iklan

HJKB ke-213, Penjabat Wali Kota Bandung: Mari Bersatu, Sambut Masa Depan yang Lebih Baik!

Senin, 25 September 2023 | 20:11 WIB Last Updated 2023-09-25T13:11:52Z

Caption : Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono pada upacara Hari Jadi ke-213 Kota Bandung (HJKB) tahun 2023 di Plaza Balaikota Senin (25/9/2023).

KOTA BANDUNG.LENTERAJABAR.COM
,-- Kota Bandung memperingati hari jadi ke-213, Senin 25 September 2023. Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengajak seluruh pihak untuk menyambut dan memaknai positif Hari Jadi ke-213 Kota Bandung (HJKB) tahun 2023.


Hal itu disampaikan Bambang dalam Upacara HJKB 2023 di Plaza Balai Kota. Menurutnya, perjalanan Kota Bandung dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup berarti, baik dari aspek fisik maupun sosial, ekonomi, dan budaya.


"Perkembangan ini cenderung akan semakin pesat ketika pembangunan infrastuktur kota saling terintegrasi dengan infrastuktur kawasan yang semakin meluas," kata Bambang.


Menurutnya, dalam lima tahun terakhir, sebanyak 387 penghargaan telah diterima Pemerintah Kota Bandung, baik dari level nasional maupun internasional.


"Kita patut bersyukur, dukungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, akademisi, komunitas atau masyarakat, dunia usaha, dan media begitu kuat, sehingga dinamika pembangunan sangat progresif. Tata ruang semakin berkembang dengan segala fungsinya, yang secara keseluruhan memberi banyak manfaat bagi masyarakat," ucapnya.


Beberapa perkembangan pembangunan di Kota Bandung. Antara lain Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di angka 82,50 persen, angka rata-rata lama sekolah 11 tahun, angka harapan hidup 74,75 tahun, LPE 5,41persen, cakupan pelayanan air minum 85,14 persen, serta ranking pertama kota menuju smart city dengan nilai 3,88 dan capaian predikat sangat baik untuk penerapan SPBE menurut Kemenkominfo.


Meski begitu, Bambang menyebut masih banyak pekerjaan rumah Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam mewujudkan kota yang unggul, nyaman, sejahtera, dan agamis. Antara lain penyelesaian masalah sampah, banjir di musim hujan, serta kemacetan lalu lintas.


Lebih lanjut, terkait penanganan masalah sampah, Bambang menilai gerakan Kang Pisman harus terus ditingkatkan secara masif, dengan melibatkan para pihak terkait untuk menangani sampah dari tingkat keluarga. Sebagai catatan, ia juga menyampaikan hingga 2023 sudah ada 234 RW berstatus kawasan bebas sampah (KBS).


Saat ini, Pemkot Bandung juga sedang mengupayakan pengadaan mesin pengolah sampah mesin gibrik di 10 titik guna melengkapi 3 TPST yang dibangun Kementerian PUPR di kawasan Nyengseret, Cicabe, dan Tegallega, sekaligus dalam rangka percepatan kawasan bebas sampah.


Terkait penanganan banjir, Bambang menyebut perlunya mitigasi drainase makro dan kawasan resapan sebagai pengendali air limpasan.


Adapun hingga tahun 2022, Pemkot Bandung telah membangun 9 kolam retensi, membuat lebih dari 5.000 sumur resapan, dan lebih dari 3.000 drumpori.


"Angka ini diperkirakan terus bertambah seiring dengan tren meningkatnya partisipasi masyarakat di tingkat keluarga," ujar Bambang.


"Selain itu, penanaman pohon di setiap jengkal lahan harus terus dilakukan, terutama oleh aparat kewilayahan guna meningkatkan kualitas RTH (ruang terbuka hijau), sekaligus memperluas kawasan resapan air dan mereduksi polusi udara," katanya menambahkan.


Sedangkan dalam hal penanggulangan kemacetan lalu lintas, Bambang menilai upaya yang paling realistis saat ini adalah mendorong warga mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan menggunakan sarana transportasi publik. Terkait hal ini, Pemkot Bandung akan memfasilitasi penyediaan angkutan umum dengan kapasitas besar dan bertenaga listrik.


Sebagai penutup, Bambang berharap peringatan HJKB ke-213 harus menjadi momentum untuk memperkokoh semangat kesatuan, sinergi, dan kolaborasi untuk menata masa depan yang lebih baik, terutama untuk menyikapi dinamika kota dengan berbagai aspeknya.


Ia juga berharap masyarakat bisa lebih produktif, aktivitas perekonomian semakin meningkat, angka pengangguran berkurang, tingkat kemiskinan menurun, dan daya beli terus membaik.


"Kita bisa memaksimalkan seluruh lahan dan ruang untuk berbagai kebutuhan, baik untuk kegiatan ekonomi maupun pelestarian lingkungan, pertanian permukiman, dan hajat hidup warga lainnya," pungkas Bambang. (red/ray)


×
Berita Terbaru Update