Caption : Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin memberikan arahan dalam Learning Council Meeting (LCM) di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (11/10/2023).(Foto: Biro Adpim Jabar)
KOTA BANDUNG.LENTERAJABAR.COM, -- Belum meratanya kesempatan mendapat pengembangan kompetensi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), yang sebenarnya wajib mendapat minimal 20 jam pelajaran pengembangan diri setiap tahun menjadi salah satu isu strategis yang dibahas dalam Learning Council Meeting (LCM) di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (11/10/2023).
Learning Council Meeting merupakan bagian dari penyelenggaraan Jabar Corporate University (Jabar Corpu).
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin dalam arahannya pada LCM 2023 mengemukakan bahwa forum tersebut sebagai suatu upaya untuk memfasilitasi pengembangan kualitas SDM aparatur di Jabar semakin unggul.
"Lakukan uji coba dengan sebaik-baiknya, dengan memperhatikan skala dan ruang lingkup. Saya mendukung penerapan Jabar Corpu Talent agar predikat ASN Jabar yang sudah diakui terbaik di tingkat nasional dapat terus dipertahankan," kata Bey.
Bey menekankan pula perlunya upaya untuk peningkatan kualitas attitude selain jam terbang atau pengalaman kerja dari setiap ASN.
Pasalnya, untuk menjadi pemimpin dan pelayan publik tidak cukup kecerdasan saja, melainkan juga perlu terampil dalam kebijaksanaan dan kerendahan hati saat melayani.
Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Taufik Budi Santoso mengatakan, LCM menjadi forum tertinggi dari para pimpinan perangkat daerah di Jawa Barat untuk menyepakati arah kebijakan pengembangan sumber daya manusia aparatur di Jabar.
Ia menuturkan pula bahwa Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Barat telah memiliki rencana strategis yang dapat diujicobakan untuk percepatan pengembangan kompetensi ASN di Jabar.
Menurut Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Jabar Hery Antasari, terdapat sejumlah isu yang mendasari dipilihnya Jabar Corpu Talent sebagai salah satu strategi untuk mendukung misi percepatan pengembangan kompetensi ASN di Jabar, yakni tingginya biaya pelatihan, anggaran yang terbatas, penghapusan retribusi pelayanan pendidikan serta mengikuti pelatihan belum berdasarkan kebutuhan.
Isu lainnya adalah rutinitas dinas yang padat, kurang relevannya hasil pelatihan dengan peningkatan karir serta perlu adanya keterkaitan manajemen talenta dengan pelatihan yang sesuai.
Selanjutnya Hery menyampaikan secara detail, ada tiga kegiatan yang dapat diujicobakan segera untuk penerapan Jabar Corpu Talent, yaitu pertama, Jabar Development Program (JDP) yang akan membantu ASN yang memiliki gap kompetensi di unit kerjanya.
Kedua, Jabar Leadership Program (JLP) yang fokus mengembangkan potensi dan kompetensi para ASN Jabar yang berada di boks 7,8, dan 9 dalam pemetaan talenta.
Ketiga, Jabar Thematic Academy (JTA) sebagai kegiatan yang berpusat pada peningkatan kompetensi ASN di perangkat daerah sehingga benar-benar mampu berkontribusi aktif dalam mendukung sukses pencapaian misi pembangunan di Jabar. (rie/red)