BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,- Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Wibowo Prasetyo, hadir dan bertemu langsung dengan para jurnalis dari berbagai media massa pusat dan daerah di Jawa Barat. Hadir mendampingi sebagai narasumber, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Drs. H. Ajam Mustajam, M.Si., serta Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi (HDI) Kementerian Agama (Kemenag) Akhmad Fauzin selaku moderator.
Dalam Media Gathering, Gus Bowo sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa peran media sangat penting dalam penyampaian informasi kebijakan. Harapannya, kemenag dan media dapat bersama-sama dalam menyampaikan informasi yang benar terhadap suatu persoalan.
"Saya kira melalui acara ini bisa memperkuat hubungan antara Kemenag dengan media. Kita tahu media sangat berperan penting dalam menyukseskan dan mengawal berbagai program," katannya.
Gus Bowo mengatakan bahwa ada empat isu penting aktual Bimas Islam yaitu zakat, stunting, revitalisasi KUA dan revitalisasi Badan Kesejahteraan Masjid (BKM). Menurutnya, Isu pertama adalah potensi zakat di Indonesia sangat besar, mencapai Rp327 triliun pertahun.
"Potensi zakat di Indonesia ini masih sangat mungkin ditingkatkan. Apalagi kolaborasi kolaborasi antar-stakeholder menjadi kunci utama dalam menyukseskan Gerakan Zakat Nasional baik oleh Pemerintah, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Lembaga Amil Zakat (LAZ), sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama dalam merancang dan melaksanakan program-program zakat," ungkapnya.
Isu stunting terus dikerjakan bersama yang merupakan program nasional, termasuk oleh Kemenag. Ditjen Bimas Islam memberikan bimbungan kepenyuluhan kepada calon pengantin untuk diberikan bimbingan Ketika berumahtangga untuk memiliki anak harus memperhatikan betul mengenai sekolah dan stunting.
"Isu ketiga adalah revitalisasi KUA di seluruh Indonesia baik fisik maupun manajerial. Revitalisasi KUA menjadi mandatory Gus Men tentang KUA sebagai layanan semua umat. Saat ini sudah ada 1.106 KUA yang direvitalisasi dari total 5.972 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Bagaimana KUA ini menjadi sentral layanan semua agama, tentunya juga untuk menanamkan sikap moderat bagi semua umat, pemahaman nilai-nilai moderasi bagaimana nanti menjadi insan yang moderat.
"Karena tampilan fisik bagus, layanan sangat baik termasuk bagaimana menyiapkan customer service (CS) yang baik. Apalagi KUA-nya Instagramable dan gratis tanpa dipungut biaya apabila acara pernikahan dilangsungkan di KUA. Ini sangat diminati anak-anak muda zaman sekarang," katanya.
Selanjutnya, Kemenag juga melakukan revitalisasi Badan Kesejahteraan Masjid (BKM), badan ini bertujuan meningkatkan peranan dan fungsi masjid bukan hanya untuk ibadah, tetapi merupakan pusat kegiatan ekonomi, social dan budaya.
"Masjid tidak boleh menjadi tempat politik praktis dan konsolidasi politik. Masjid diharapkan menjadi sarana komunitas umat, tempat pertemuan umat muslim bahkan agama lain sebagai pusat pemberdayaan ekonomi," ungkapnya.(HADE)