KOTA BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,- Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia (HKJS) 2024 Kesra Jabar berkolaborasi dengan Dinkes Jabar,Ruang Empati mengelar webinar mengangkat tema"Saatnya Memprioritaskan Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja ". Dengan menghadirkan narasumber dr.Teddy Hidayat,Sp.KJ(K).dr.Anna Amaliana Sp.KJ. Muftiah Yulismi,S.Psi.,M.I.Kom. dr. Siska Gerfianti,Sp.DLP.,M.HKes bertempat di i aula Ajidarmo lantai 4 Dinkes Jabar,Minggu 6 Oktober 2024.
Dalam lingkungan kerja yang serba cepat dan penuh tuntutan saat ini, kesehatan mental sering kali menjadi prioritas utama dalam produktivitas dan tenggat waktu. Namun, memprioritaskan kesehatan mental di tempat kerja sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang suportif, produktif, dan sehat (fisik dan mental).
Diskusi Panel “Build Healthy and Happy Individual in The Workplace”,Acara ini di Moderatori dr. Teddy Hidayat, Sp.KJ(K) dengan narasumber Kadinkes Prov. Jabar mengangkat tema Kebijakan Kesehatan Mental di Tempat Kerja. DisnakerTrans Prov. Jabar menyoroti Pentingnya “Mental Health Awareness” di Lingkungan Kerja.
Sementara dari dunia usaha menghadirkan Dadan Yonanda (Divisi Human Capital Bank Bjb) dengan materi "Meningkatkan Kinerja dan Engagement Karyawan Bank BJB dan dr. Rani Wulan Agus dari (PT.Changshin Reksa Jaya) mengangkat Dukungan Kesehatan Mental Karyawan Karyawan PT Changsin. serta Muftiah Yulismi, S.PsiM.I.Kom (Biro Kesra Prov.Jabar) Membangun Bangsa : Sudahkah Kesehatan Mental Menjadi Prioritas?.
Permasalahan kesehatan mental yang kerap terjadi pada pekerja adalah depresi, gangguan afektif bipolar, post traumatic stress disorder (PTSD), gangguan kepribadian, kecemasan sampai yang saat ini sedang marak adiksi online.
Disela-sela acara Muftiah Yulismi,saat diminta tangapannya terkait peraturan daerah (perda) no 5 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Kesehatan Jiwa.Menerangkan Perda tersebut belum ada Peraturan Gubernur (Pergub) nya hari ini merupakan PR (pekerjaan Rumah). Seharusnya setelah terbitnya Perda tersebut harus menyusun petunjuk pelaksana (JuklaK) bagaimana nanti issue Mental Health terkait kesehatan jiwa bisa menjadi tanggungjawab bersama,tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya program ini menjadi program startegis karena bicara tentang pembangunan SDM di Jawa Barat PR nya karena ini belum ada pergubnya jadi agak sulit juga menterjemahkan bagaimana mengkonvergensi program dari hulu sampai hilir untuk pencegahan promosi kesehatan dan penanganan kesehatan jiwa,jelasnya.
Ditambahkannya kalau untuk tim sudah ada keputusan gubernur terkait koordinasi tentang kesehatan jiwa namun harapannya tim inilah yang sudah pentahelix termasuk ruang empati ini yang diinisiasi dokter spesialis kesehatan jiwa sudah bergabung dan telah melakukan diskusi-diskusi proses bisnis bagaimana implementasi harapannya TKKJM ini bisa merumuskan pergub,pungkasnya.(red/***)