BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,- Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPRD Provinsi Jawa Barat menghadirkan serial diskusi interaktif bertajuk 'PKB Jabar Spotlight'.Menerangi Aspirasi,Menghadirkan Solusi.
Program ini di launching di Rooftop DPRD Jabar jalan Diponegoro no 27 Kota Bandung Sabtu 18 Januari 2024.peluncuran program ini juga disiarkan secara live streaming di kanal YouTube FRAKSI PKB JABAR.
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Provinsi Jawa Barat Asep Suherman mengungkapkan, pihaknya berkomitmen dalam mendorong pembangunan yang inklusif melalui diskusi interaktif bertajuk PKB Jabar Spotlight. Diskusi yang berlangsung di Rooftop DPRD Jawa Barat ini mengangkat tema besar “Peta Jalan Kesejahteraan Jabar: Meretas Kemiskinan, Mengatasi Pengangguran, Menjemput Kesejahteraan”
Syaiful Huda Ketua DPW PKB Jabar saat membuka acara mengungkapkan program 'PKB Jabar Spotlight'.Menerangi Aspirasi,Menghadirkan Solusi.Partai berlambang bintang sembilan ini ingin memberikan sumbangsih untuk memberikan jalan keluar terhadap persoalan-persoalan yang di hadapi pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat.
Syaiful Huda, menegaskan bahwa pembangunan di Jawa Barat harus mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya terfokus pada wilayah tertentu,tegas Wakil Ketua Komisi V DPR RI ini.
Program perdana 'PKB Jabar Spotlight' Acara ini dipandu oleh Taufik Nurrohim, Sekretaris Fraksi PKB DPRD Jawa Barat, Dalam diskusi, Taufik menegaskan pentingnya menghadirkan ruang dialog yang inklusif antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi atas berbagai tantangan pembangunan di Jawa Barat.
Soroti Ketimpangan dan Tantangan Pembangunan
Diskusi ini menghadirkan narasumber kompeten, seperti Syaiful Huda (Ketua DPW PKB Jabar), Iendra Sofyan (Kepala Bappeda Jabar), Nandang Suherman (Perkumpulan Inisiatif), dan Viktor Pirmana (Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Pembangunan Universitas Padjadjaran).
Berbagai isu krusial yang dibahas antara lain ketimpangan investasi, pengangguran pemuda, dan kemiskinan yang masih tinggi.
* Investasi yang Tidak Merata: Jawa Barat mencatat realisasi investasi terbesar di Indonesia tahun 2024 sebesar Rp9641 triliun, namun lebih dari 70 persen investasi terkonsentrasi di wilayah utara seperti Bekasi, Karawang, dan Bogor, sementara wilayah selatan tertinggal jauh.
* Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Tapi Belum Inklusif: Dengan pertumbuhan ekonomi 5,00%, masyarakat pedesaan belum sepenuhnya merasakan dampaknya.
* Pengangguran Pemuda: Sebanyak 605.748 pemuda di Jawa Barat, terutama lulusan SMK, masuk kategori pengangguran putus asa akibat keterampilan yang tidak sesuai kebutuhan pasar.
* Kemiskinan yang Meningkat: Tingkat kemiskinan Jawa Barat mencapai 7,62%, dengan lebih dari 3,88 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.
Diskusi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk merumuskan kebijakan pembangunan yang lebih inklusif dan adil di Jawa Barat. “Pembangunan harus menyentuh seluruh masyarakat, dari desa hingga kota, dari utara hingga selatan. Ini bukan sekadar angka, tapi soal bagaimana kita menciptakan kesejahteraan bersama,”pungkas Taufik Nurrohim Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat yang membidangi keuangan ini.(rie/red)